Siapapun Presiden AS Terpilih, China Harap Tak Tebar Perang

CNN Indonesia
Jumat, 06 Nov 2020 19:11 WIB
China berharap siapapun presiden Amerika Serikat terpilih untuk periode 2020-2024, tidak menggaungkan sikap bermusuhan.
Ilustrasi konflik AS-China. (iStockphoto/andriano_cz)
Jakarta, CNN Indonesia --

China berharap siapapun presiden Amerika Serikat terpilih untuk periode 2020-2024, tidak menggaungkan sikap bermusuhan. Saat ini capres petahana Donald Trump dan lawannya, Joe Biden tengah menantikan hasil penghitungan suara Pilpres AS 2020.

Melansir Global Times, Jumat (6/11) Menteri Luar Negeri China Le Yucheng berharap pemerintahan AS nantinya menjunjung semangat non-konflik, non-konfrontasi, serta win-win solution.

Hal tersebut menurut dia akan turut mendorong pengembangan hubungan China-AS ke jalur yang benar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Le mengucapkan itu semua dalam konferensi media pada Pertemuan Dewan Kepala Negara Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) ke-20 yang dihelat Kamis (5/11).

Pernyataan itu terlontar sebagai tanggapan atas Pilpres AS dan prediksi hubungan kedua negara ke depan.
 
Le berkata bahwa China dan AS jelas memiliki perbedaan dalam berbagai bidang. Namun ada beberapa kepentingan serupa.

Di tengah keruhnya hubungan kedua negara beberapa tahun terakhir, Le berharap agar pemimpin yang terpilih bisa segera memperbaiki hal tersebut.

Ia tidak secara gamblang mengungkapkan kepada siapa China memberikan dukungan dalam Pilpres AS kali ini.

Namun sebagaimana diketahui, saat Trump memimpin, hubungan AS dan China disebut jatuh ke dalam titik terendah.

Lewat berbagai kebijakan, Trump kerap membuat China marah. Contohnya dengan menjual senjata ke Taiwan.

Pemerintah China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, meskipun memiliki pemerintahan sendiri sejak berakhirnya perang saudara pada tahun 1949.

Kesepakatan yang tengah dan telah dilakukan antara AS-Taiwan dianggap China akan mengganggu prinsip "satu China".

Selain keruh soal Taiwan, AS di bawah Trump cukup aktif melakukan konfrontasi di Laut China Selatan.

Laut China Selatan menjadi perairan rawan konflik setelah Beijing mengklaim hampir 90 persen wilayah di perairan itu. Klaim China tersebut tumpang tindih dengan wilayah perairan dan ZEE sejumlah negara ASEAN seperti Filipina, Vietnam,Malaysia, dan Brunei.

Indonesia sendiri menegaskan tidak memiliki sengketa dengan China di Laut China Selatan. Namun, aktivitas sejumlah kapal ikan dan patroli China di ZEE Indonesia di sekitar Natuna semakin membuat khawatir Jakarta.

(ndn/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER