Jejak SFO Inggris Bongkar Kasus Korupsi di Indonesia

CNN Indonesia
Jumat, 06 Nov 2020 17:10 WIB
Serious Fraud Office (SFO) Inggris terlibat dalam membongkar sejumlah kasus korupsi besar di Indonesia, termasuk kasus korupsi Garuda Indonesia dan Pertamina.
Ilustrasi. Lembaga antirasuah SFP Inggris terlibat dalam sejumlah kasus korupsi besar di Indonesia. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga Antirasuah Serious Fraud Office (SFO) Inggris kembali turun tangan untuk membongkar dan mengulik kasus korupsi besar di Indonesia. Kali ini SFO menyelidiki dugaan suap dan korupsi di maskapai penerbangan Garuda Indonesia.

Ini bukan pertama kali lembaga penyelidikan kasus penipuan besar tersebut menginvestigasi dugaan korupsi di Indonesia. Mengutip berbagai sumber, SFO juga pernah mengungkap korupsi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain, yakni PT Pertamina (Persero).

Kasus ini diungkap pada 2010 lalu, yang bermula dari pembongkaran kasus korupsi di perusahaan kimia asal Amerika Serikat (AS) Innospec Limited.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penyelidikan tersebut dibuktikan bahwa Innospec Limited menyuap sejumlah mantan pejabat PT Pertamina (Persero) dalam penjualan Tetra Ethyl Lead (TEL) untuk bensin bertimbal.

Pembongkaran kasus tersebut mengakibatkan penjatuhan vonis pidana kepada empat orang pejabat dan pegawai Innospec di pengadilan Inggris tahun 2014.

Sedangkan di Indonesia, vonis pidana diberikan kepada mantan direktur agen Innospec di Indonesia, PT Soegih Interjaya, Willy Sebastian Lim dengan tiga tahun penjara dan Muhammad Syakir dengan empat tahun penjara.

Kemudian kepada Direktur Pengolahan PT Pertamina periode 2004-2008, Suroso Atmomartoyo dengan lima tahun penjara dan denda Rp200 juta.

Suap diberikan kepada Suroso ketika Willy meminta Pertamina menyetujui Innospec--saat itu disebut The Associated Octel Company Limited (Octel)--menjadi pemasok TEL untuk bensin bertimbal.

Innospec dan Pertamina sendiri sesungguhnya sudah pernah terlibat kerja sama pada 2003-2004 silam. Saat itu Indonesia tengah merencanakan program bensin tanpa timbal yang dimulai 31 Desember 2004.

Namun Willy mendorong penggunaan Plutecon sebagai oktan alternatif supaya bensin bertimbal masih bisa digunakan. Namun permintaan itu baru dikabulkan jika ada imbalan uang.

Akhirnya, Suroso menyetujui permintaan tersebut dengan syarat imbalan sebesar US$500 per metrik ton. Setelah kesepakatan dipenuhi, kerjasama Pertamina dan Innospec diperpanjang hingga 17 Desember 2004.

Selang beberapa tahun kemudian, SFO kembali membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap korupsi di PT Garuda Indonesia yang menjebloskan mantan direktur Emirsyah Satar ke penjara.

Emirsyah divonis delapan tahun penjara dan denda Rp1 miliar subsider tiga bulan kurungan karena terbukti menerima suap terkait pengadaan pesawat dan mesin dari Airbus dan Rolls-Royce, serta tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Kasus ini juga menjerat pengusaha Soetikno Soedarjo yang merupakan beneficial owner dari jasa konsultan mesin pesawat bagi Indonesia, Connaught International Pte. Ltd.

Soetikno dalam kasus ini berperan sebagai perantara suap Emirsyah dari Rolls Royce. Suap yang diberikan mencapai €1,2 juta dan US$180 ribu atau setara Rp20 miliar dan suap barang berjumlah US$2 juta.

Karena perannya itu, Soetikno kini mendekam di balik jeruji atas vonis pidana enam tahun penjara.

Setelah keduanya diputus di meja sidang, baru-baru ini SFO menyatakan tengah menyelidiki lebih lanjut dugaan suap dan korupsi di PT Garuda Indonesia.

"(Kami sedang melakukan investigasi) terkait dugaan suap dan korupsi yang berhubungan dengan kontrak dan/atau pesanan dari Garuda Indonesia," kata SFO dalam pernyataannya, dikutip Aerotime.

(fey/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER