Mantan Presiden Barack Obama menyebut hasil pemilihan presiden menunjukkan bahwa Amerika Serikat tetap terpecah belah.
"Apa yang dikatakan (dari hasil pilpres) adalah kita masih sangat terpecah. Kekuatan dari pandangan dunia alternatif yang disajikan di media untuk dikonsumsi para pemilih, itu membawa banyak beban," kata Obama kepada Gayle King di CBS News dalam wawancara yang disiarkan di "CBS Sunday Morning".
Obama khawatir akan kondisi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya. Sangat sulit bagi demokrasi kita untuk berfungsi jika kita beroperasi berdasarkan fakta yang sama sekali berbeda," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Obama juga membela kampanye aktifnya untuk presiden terpilih, Joe Biden dengan mengatakan bahwa Biden akan menjamin kritik publik, sesuatu yang tidak dilakukan oleh Trump.
"Saya pikir kita berada dalam keadaan di pilpres ini di mana norma-norma tertentu, nilai-nilai kelembagaan tertentu yang sangat luar biasa penting, telah dilanggar. Itu penting bagi saya, sebagai seseorang yang pernah menjabat di kantor itu, untuk sekadar memberi tahu orang-orang 'Ini tidak normal'," terangnya.
Trump menolak kekalahannya dan berulang kali mengklaim tanpa bukti bahwa pilpres telah dicurangi dan mengajukan tuntutan hukum atas hasil pilpres. Transisi formal antara pemerintah Trump dan pemerintahan Biden-Harris kemungkinan akan tetap ditunda.
![]() Infografis Prediksi Kebijakan Joe Biden |
Dalam wawancara terpisah dengan CBS' Scott Pelley yang ditayangkan Minggu malam di "60 Minutes", Obama mengecam pejabat Republik karena mendukung klaim palsu Trump atas kecurangan pilpres dan menyebut tuduhan itu membahayakan demokrasi.
"Kami tidak akan pernah menerima itu dari anak-anak kami sendiri yang berperilaku seperti itu jika mereka kalah, bukan? Maksud saya, jika putri saya, dalam kompetisi apa pun, cemberut dan kemudian menuduh pihak lain curang jika mereka kalah, bila tidak ada bukti, kami akan memarahi mereka," kata Obama.
Saat disinggung mengenai nasihat apa yang akan ia berikan kepada Biden, dia menuturkan bahwa presiden terpilih tidak membutuhkan nasihatnya. Tapi ia berjanji untuk membantu Biden dengan cara apa pun yang ia bisa.
"Saya tidak berencana untuk tiba-tiba bekerja sebagai staf Gedung Putih atau semacamnya... Michelle akan meninggalkan saya," candanya.
Dilansir CNN, Senin (16/11), Obama telah melakukan serangkaian wawancara menjelang perilisan memoir pertamanya, "A Promised Land" yang mulai tersedia pada 17 November.
Buku itu menceritakan masa kanak-kanak dan kebangkitan Presiden AS ke-44 itu, sebelum menyelami kampanyenya yang bersejarah pada 2008 dan memikul jabatan empat tahun pertama di Gedung Putih.
(ans/evn)