Sepak Terjang 3 Aktivis Hong Kong, Anak Muda yang Hadapi Bui

CNN Indonesia
Senin, 23 Nov 2020 19:35 WIB
Tiga aktivis Hong Kong menghadapi hukuman penjara setelah mengaku bersalah atas keterlibatan mereka dalam demonstrasi besar-besaran.
Ilustrasi demo Hong Kong. (AP/Vincent Yu)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tiga aktivis Hong Kong menghadapi hukuman penjara setelah mengaku bersalah atas keterlibatan mereka dalam demonstrasi besar-besaran yang terjadi tahun lalu dalam persidangan pada Senin (23/11).

Wong (24) bersama dua rekannya, Ivan Lam dan Agnes Chow, dituntut atas protes yang berlangsung selama musim panas lalu yang melibatkan jutaan orang turun ke jalan hingga penutupan bandara.

Dilansir AFP, ketiganya telah menyuarakan demokrasi selama bertahun-tahun dan menempuh jalan sebagai aktivis sejak masih berusia remaja. Berikut profil mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Joshua Wong

Sebagai aktivis Hong Kong yang paling dikenal, Wong (24) telah menjadi ancaman tersendiri bagi China selama dekade terakhir.

Dia sudah menjadi aktivis sejak usia remaja dan berhasil berkampanye untuk membatalkan program "Pendidikan Nasional" yang pro-China dengan mengumpulkan 120 ribu kerumunan untuk memblokir parlemen kota.


Pada 2014, ia membantu mempelopori protes "Umbrella Movement" bersama para pelajar lain, namun gagal memenangkan konsesi apa pun.

Ketika aksi protes besar meletus tahun lalu, Wong masih menjalani hukuman penjara karena keterlibatan di babak aksi sebelumnya. Setelah dibebaskan, dia kembali berdemonstrasi dan menarik perhatian dunia dalam perannya sebagai David melawan Goliat dari Partai Komunis China.

Wong dipuji sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia oleh majalah Time, Fortune, dan majalah Foreign Policy. Dia juga menjadi subjek dalam film dokumenter Netflix berjudul "Teenager vs Superpower".

Hong Kong activist Joshua Wong listens to the press after meeting with Taiwan Democratic Progressive Party (DPP) political leaders in Taipei, Taiwan, Tuesday, Sept. 3, 2019. Joshua Wong visits pro-democracy political leaders and joint forum during a two-days trip from Tuesday in Taiwan. (AP Photo/ Chiang Ying-ying)Aktivis Hong Kong Joshua Wong. (AP Photo/ Chiang Ying-ying)


Selama protes tahun lalu, Wong bertemu dengan politisi di Eropa dan Amerika Serikat serta menyerukan sanksi terhadap China.

Pertemuan itu sontak membuat China marah dan memaksa Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru. Sesaat sebelum UU disahkan, Wong membubarkan partai politiknya, Demosisto.

Sidang pada Senin (23/11) hanyalah salah satu dari banyak kasus yang diajukan jaksa terhadapnya pada tahun lalu.

Agnes Chow

Chow (23) berasal dari generasi yang sama dengan para aktivis demokrasi Hong Kong lainnya yang terus dibungkam oleh China.

Dia menggambarkan dirinya tumbuh dalam rumah tangga Katolik apolitik (apolitical Catholic household). Tapi di usia 15 tahun, dia bergabung dengan gerakan yang memprotes rencana untuk menerapkan "pendidikan moral dan nasional" di sekolah umum.

Seperti Wong, dia menjadi tokoh utama dalam protes Umbrella Movement dan ikut mendirikan Demosisto.

Pada 2018, dia adalah salah satu politisi Demosisto pertama yang dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan lokal karena partai tersebut menganjurkan "penentuan nasib sendiri".


Demi mencalonkan diri dalam pemilu tersebut, Chow melepaskan kewarganegaraan Inggrisnya. Sejak itu, sudah menjadi hal biasa bagi pihak berwenang untuk mendiskualifikasi politisi atas pandangan yang dianut atau melarang orang tertentu untuk mencalonkan diri dalam pemilu legislatif lokal.

Salah satu peran Chow yang paling sukses adalah ia berhasil menarik perhatian internasional kepada gerakan demokrasi Hong Kong. Didukung dengan kefasihan Chow berbahasa Inggris, Kanton, dan Jepang.

Dia juga membangun basis pengikut yang besar di media sosial. Akun Twitter-nya, yang sebagian besar mencuit dalam bahasa Jepang, memiliki lebih dari setengah juta pengikut.


Chow adalah salah satu politisi oposisi pertama yang ditangkap berdasarkan UU keamanan baru Beijing atas tuduhan "berkolusi dengan pasukan asing", dan bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika ia dituntut dan dihukum.

Ivan Lam

Lam (26) memang cenderung kurang dikenal dibandingkan Wong dan Chow, tapi namanya tidak asing bagi runtuhnya politik oposisi di Hong Kong.

Lahir dari ayah seorang polisi, dia bersekolah di sekolah menengah yang sama dengan Wong dan membantu memulai kampanye menentang pendidikan patriotik.

Sejauh ini, dia telah dihukum sebanyak empat kali karena perannya dalam protes pro-demokrasi atau unjuk rasa menentang berbagai proposal pemerintah.

Dia berperan penting dalam mendirikan Demosisto dan kemudian menjabat sebagai ketua partai hingga partai tersebut dibubarkan awal tahun ini.

(dea/ans/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER