UEA Bakal Bujuk Biden Tetap Jual Jet F-35

CNN Indonesia
Jumat, 29 Jan 2021 18:40 WIB
UEA akan berusaha membujuk pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, untuk melanjutkan penjualan jet tempur siluman F-35.
Ilustrasi jet tempur F-35. (AFP PHOTO / JACK GUEZ)
Jakarta, CNN Indonesia --

Uni Emirat Arab (UEA) akan berusaha membujuk pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, untuk tetap melanjutkan proses penjualan 50 jet tempur siluman F-35.

"UEA akan bekerja lebih dekat dengan pemerintahan Biden demi tercapainya pendekatan menyeluruh terhadap stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah," kata Duta Besar UEA untuk Amerika Serikat, Yousef Al Otaiba, dalam pernyataan yang disampaikan melalui akun Twitter, seperti dikutip Reuters, Jumat (29/1).

Kementerian Luar Negeri AS memutuskan menunda penjualan sejumlah alat utama sistem persenjataan secara langsung dan tidak langsung kepada sejumlah negara sekutu, termasuk UEA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Persetujuan penjualan 50 jet tempur F-35 adalah salah satu bagian dari Perjanjian Abraham yang disetujui oleh UEA dan pemerintahan AS era Presiden Donald Trump.

Dalam perjanjian itu, UEA mau melakukan normalisasi hubungan dengan Israel asalkan diizinkan membeli jet F-35. Israel sebenarnya menentang permintaan UEA, karena khawatir kemampuan dan persenjataan angkatan udara mereka tersaingi.

Pemerintahan Trump bukan cuma menjual jet F-35 kepada UEA, tetapi juga sejumlah persenjataan lain yang dibuat oleh sejumlah perusahaan seperti General Atomics, Lockheed dan Raytheon Technologies.

Kesepakatan itu diteken beberapa jam sebelum Biden dilantik.

"Paket jet F-35 bukan hanya sekedar menjual senjata kepada sekutu, itu seperti AS mengizinkan UEA mempertahankan musuh supaya gentar. Sejalan dengan kerja sama pertahanan, hal itu juga memastikan kelangsungan negara sekutu di wilayah itu," kata Al Otaiba.

Keputusan pemerintahan Biden juga memicu reaksi dari Raytheon. Mereka menyatakan keputusan Biden membuat mereka kesulitan mendapatkan izin menjual secara langsung alutsista senilai lebih dari US$500 juta ke pelanggan di Timur Tengah.

(ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER