New York City Bakal Cabut Larangan Makan di Restoran

CNN Indonesia
Sabtu, 30 Jan 2021 05:18 WIB
Gubernur Andrew Cuomo mengumumkan restoran di New York City bakal kembali dibuka dan bisa melayani makan di tempat mulai 14 Februari dengan kapasitas 25 persen.
Gubernur Andrew Cuomo mengumumkan restoran di New York City bakal kembali dibuka dan bisa melayani makan di tempat mulai 14 Februari dengan kapasitas 25 persen. (AP/Wong Maye-E)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur New York Andrew Cuomo mengumumkan pada Jumat (29/1) bahwa restoran di New York City akan kembali dibuka dan bisa melayani makan di tempat mulai 14 Februari mendatang, bertepatan dengan perayaan Hari Kasih Sayang alias Valentine.

Dilaporkan Reuters, keputusan ini dibuat sebagai pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat seiring dengan lonjakan Covid-19 di negara bagian paling terinfeksi itu yang mulai mereda.

Kurva keterisian rumah sakit yang mulai rata membuat sejumlah negara bagian melonggarkan pengetatan kegiatan masyarakat, meski sejumlah pejabat tetap memperingatkan bahwa kasus bisa kembali melonjak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mengantisipasi lonjakan itu, dan kami menanganinya, dan kami ada di sisi lainnya," kata Cuomo kala mengumumkan pembukaan kembali restoran yang menjadi budaya sosial di kota metropolitan tersebut.

Keputusan ini pun disambut baik oleh para pemilik restoran. Mereka menerima aturan baru yang memperbolehkan pelanggan makan di tempat namun dibatasi kuota sebesar 25 persen dari kapasitas total.

Meski begitu, Aliansi Perhotelan New York menyebut pemilik bisnis yang kesulitan selama pandemi kecewa karena mereka tidak bisa langsung beraktivitas.

"Ini berita baik bahwa Gubernur Cuomo mendengarkan suara industri restoran New York City yang sedang kesulitan dan mengangkat larangan makan di tempat," kata organisasi tersebut dalam laman mereka.

"Namun para restoran kecewa bahwa mereka mesti menunggu dua pekan hingga Valentine's Day untuk buka dengan kapasitas hanya 25 persen," lanjutnya.

Sementara lonjakan kasus yang dipicu oleh perkumpulan kala musim liburan telah menurun, para ahli kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa kasus bisa kembali naik kecuali masyarakat disiplin menggunakan masker dan menjaga jarak.

Direktur CDC, Rochelle Walensky mengatakan dalam wawancara televisi pada Jumat (29/1) bahwa penggunaan masker masih amat diperlukan apalagi telah ditemukan virus corona varian Afrika Selatan di negara tersebut, meski belum diketahui persis bagaimana bisa menyebar di sana.

"Dugaan saat ini adalah bahwa telah terjadi penyebaran komunitas dari varian ini," kata Walensky di acara Today di NBC.

(reuters/end)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER