Otoritas kesehatan Prancis menyetujui penggunaan darurat vaksin corona AstraZeneca, namun hanya untuk warga berusia di bawah 65 tahun.
Langkah itu diambil karena kurangnya data efektivitas vaksin untuk mereka yang berusia di atas 65 tahun.
Rekomendasi itu sebelumnya juga disarankan oleh pakar di Italia, Austria, dan Jerman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka mengatakan vaksin tidak boleh diberikan kepada orang tua, dengan alasan kurangnya data yang cukup untuk merekomendasikan penggunaan pada kelompok usia lanjut.
"Kami berharap dapat mendapatkan data tersebut dalam beberapa pekan ke depan," kata kepala otoritas kesehatan Prancis Haute Autorite de la Sante (HAS), Dominique Le Guludec, Selasa (2/1) seperti dikutip dari Reuters.
"Kemampuan vaksin memuaskan dengan kemanjuran 62% -70% tergantung pada berbagai hasil studi," ujar dia.
Presiden Emmanuel Macron sebelumnya juga mengatakan bahwa vaksin itu tidak efektif untuk orang di atas 65 tahun.
Dalam vaksinasi ini Prancis akan memprioritaskan orang berusia 50 hingga 65 tahun dan tenaga kesehatan.
AstraZeneca merupakan vaksin ketiga yang tersedia di Prancis, setelah Pfizer / BioNTech dan Moderna.
Persetujuan tersebut diharapkan dapat mengurangi tekanan pada pemerintah Prancis di mana strategi peluncuran vaksinasi dikritik karena dinilai terlalu lambat.
Sebelumnya European Medicines Agency merekomendasikan penggunaan vaksin Covid-19 garapan AstraZeneca/Universitas Oxford pada orang di atas usia 18 tahun.
Keputusan itu membuat AstraZeneca jadi vaksin ketiga yang diizinkan digunakan di Eropa.
Vaksin AstraZeneca menunjukkan kemanjuran sekitar 60 persen dalam uji coba yang menjadi dasar keputusan tersebut.
Meski begitu, belum ada hasil yang cukup untuk menentukan seberapa baik vaksin ini bekerja untuk orang di atas usia 55 tahun. EMA menyatakan vaksin bisa diberikan kepada orang tua.
(dea)