Kelompok sayap kanan Proud Boys terus menjadi sorotan terutama setelah terlibat dalam kerusuhan di Gedung Capitol Hill, Washington D.C, pada awal Januari lalu.
Kerusuhan itu menewaskan lima orang, termasuk seorang polisi Capitol Hill, dan dilakukan oleh massa pendukung Trump yang menerobos masuk gedung Kongres AS itu sebagai bentuk protes terhadap hasil pemilihan umum November 2020.
Kanada bahkan memasukkan Proud Boys ke dalam daftar teroris karena dinilai menimbulkan ancaman keamanan. Ottawa menganggap Proud Boys memainkan peran penting dalam serangan ke Capitol Hill kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah AS sebelumnya telah mendakwa beberapa anggota Proud Boys terkait dengan serangan di Capitol Hill.
Pendiri Group Boys, Gavin McInnes, merupakan warga Kanada yang menetap di Amerika Serikat.
The Proud Boys didirikan pada 2016 yang didorong kemenangan Presiden Donald Trump dalam pemilu.
Kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu, Direktur Pusat Kajian Wilayah Amerika dari Universitas Indonesia, Suzie Sudarman, mengatakan kelompok yang tak ingin disamakan dengan kelompok rasis alt-right itu melihat sosok Trump sebagai pembawa perubahan karena bisa membawa kelanggengan terhadap status kulit putih dan budaya Barat di AS.
Berdasarkan beberapa literatur media massa AS dan Prancis yang dikutip France24, organisasi ini didirikan oleh beberapa tokoh nasionalis kulit putih yang menganggap bahwa kultur dan budaya masyarakat Barat sedang dalam ancaman besar.
Sebagian organisasi sipil lain di AS melihat Proud Boys sebagai kelompok militan yang kerap menyebarkan ujaran kebencian terutama terhadap kaum Muslim.
Proud Boys menjadi salah satu pendukung setia Trump. Bahkan kelompok itu mengaku berupaya keras membantu Trump terpilih lagi sebagai presiden pada pilpres November lalu.
Dilansir The Wall Street Journal, pemimpin Proud Boys, Enrique Tarrio, mengatakan bahwa dia "secara pribadi mengetuk 40.000 pintu [warga AS]" untuk memenangkan pemilihan di negara bagiannya.
Tarrio sendiri telah ditahan oleh kepolisian Washington D.C sehari setelah kerusuhan Capitol Hill berlangsung.
Organisasi ini memang terkenal menggunakan pendekatan kekerasan dalam mengkampanyekan agenda politik mereka.
Proud Boys terlibat insiden pembakaran gereja yang beberapa waktu lalu menjadi motor organisasi gerakan anti-rasisme kulit hitam "Black Lives Matter".
(rds/evn)