Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Selasa (16//2). Mulai dari Arab Saudi tangkap ulama perempuan hingga PM Israel Benjamin Netanyahu akui beda pandangan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
1. Arab Saudi Tangkap Ulama Perempuan karena Berdakwah di Rumah
Pihak berwenang Arab Saudi menangkap ulama perempuan ternama Aisha Al Muhajiri karena dilaporkan terus berdakwah dan mengajar Alquran di kediamannya di Mekkah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia ditangkap oleh 20 anggota intelijen Saudi.
Menurut Prisoners of Conscience yang melaporkan penangkapan dan penindasan pemerintah Saudi terhadap aktivis, Al Muhajiri ditangkap bersama tokoh masyarakat dan dua wanita lainnya.
"Satu dari dua perempuan itu berusia 80 tahun, sementara keluarga perempuan lain menolak untuk mengungkapkan informasi apapun tentangnya," ujar kelompok itu, seperti dilaporkan Middle East Monitor.
2. Turki Mulai Usut Penghinaan Politikus Belanda Kepada Erdogan
Kejaksaan Turki mulai mengusut dugaan penghinaan terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan oleh politikus sayap kanan Belanda, Geerts Wilders.
Hal itu dilakukan setelah Erdogan melaporkan perbuatan Wilders kepada kejaksaan setempat pada 27 Oktober 2020 lalu.
Lihat juga:Erdogan Tuduh AS Dukung Kelompok Teroris |
Saat itu, Wilders menyebut Erdogan sebagai teroris dalam cuitan melalui Twitter. Dia juga mendesak Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, mengusir duta besar Turki dari negara itu.
Selain itu, Wilders mendesak supaya Turki didepak dari keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
3. Netanyahu Akui Beda Pandangan dengan Biden soal Palestina
Perdana MenteriIsrael Benjamin Netanyahu mengakui berbeda pandangan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengenai masalah Iran dan Palestina. Meski demikian, dia yakin memiliki hubungan kerja yang kuat dengan Biden.
"Kami memiliki banyak hal yang kami sepakati dan aliansi sangat kuat. Tapi ada juga perbedaan, tentang masalah Iran dan masalah Palestina," kata Netanyahu, Senin (15/2) seperti dikutip dari Reuters.
Dia juga menepis anggapan bahwa Biden sengaja mengecualikannya. Netanyahu mengaku tidak khawatir Biden belum meneleponnya sejak dia resmi menjabat pada 20 Januari. Padahal, selama pemerintahan mantan presiden Donald Trump, Israel merupakan sekutu dekat AS.
(dea)