Mantan Menteri Perminyakan Arab Saudi, Sheikh Zaki Yamani meninggal dunia pada usia 91 tahun di London, Inggris pada Selasa (23/2). Surat kabar Okaz melaporkan, Yamani akan dimakamkan di Kota Mekah, Arab Saudi.
Yamani merupakan sosok penting di balik kebangkitan kekuatan minyak Arab Saudi. Ia menjabat sebagai menteri perminyakan selama 24 tahun dan sempat memberlakukan embargo minyak pada 1973 hingga membuat negara Barat bertekuk lutut.
Yamani yang menempuh studi hukum di Kairo lalu melanjutkan di New York University dan Harvard sempat diharapkan mengikuti jejak ayah dan kakeknya untuk mengajar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karier cemerlang di firma hukum yang didirikannya menarik perhatian calon Raja Faisal saat itu. Yamani kemudian ditunjuk sebagai menteri perminyakan pada 1062.
Semasa menjabat sebagai menteri, pria kelahiran 30 Juni 1930 ini menangani urusan perminyakan dari produsen minyak mentah terbesar di dunia.
Pada tahun 1975, ia menjadi saksi pembunuhan Raja Saudi Faisal di Riyadh. Saat itu Yamani dan Raja Daisal menerima delegasi kunjungan dan seorang pangeran Saudi yang tidak puas kemudian mengeluarkan pistol dan menembak mati raja.
Di tahun yang sama, Yamani dan para menteri perminyakan lain sempat diculik saat menghadiri pertemuan OPEC di Wina oleh Ilyich Ramirez Sanchez atau lebih dikenal sebagai Carlos the Jackal.
Carlos menarget Yamani sebagai sandera paling berharga di tengah upayanya mempromosikan kemerdekaan Palestina. Saat itu para menteri ditahan selama dua hari di ruangan yang dipenuhi dinamit selama 43 jam.
Carlos dan lima penculik lainnya kemudian membawa para sandera dengan menumpang pesawat untuk keluar dari Austria menuju Libya. Yamani semasa hidupnya menggambarkan saat itu justru terjadi keintiman antara para sandera dan penculik.
"Aneh, tapi saat kami duduk bersama dan mengobrol, kami seolah-olah menjadi teman. Dia memberitahuku begitu banyak, tahu bahwa aku akan mati," kata Yamani semasa hidupnya kepada penulis biografi, Jeffrey Robinson.
Carlos sempat melarikan diri hingga berhasil ditangkap pada 1994 dan dijatuhi hukuman seumur hidup di penjara Prancis.
Sosok yang identik dengan janggut khasnya ini juga sempat menjadi selebriti global ketika minyak mengalami guncangan hingga memicu inflasi di era 1970-an.
Mengutip Reuters, Yamani dipecat secara mendadak dari jabatannya sebagai menteri perminyakan pada 1986 setelah upanya untuk menjaga harga minyak mentah. Strategi itu dianggap gagal yang membayangi kebijakan minyak Saudi hingga saat ini.
(isa/evn)