Kepolisian Myanmar membebaskan seorang jurnalis lepas asal Jepang, Yuki Kitazumi, yang sempat dipukuli dan ditahan saat meliput unjuk rasa di Kota Yangon.
"Terima kasih kepada seluruh rekan saya. Saya aman," kata Kitazumi saat meninggalkan kantor polisi di Distrik Sanchaung, seperti dilansir Reuters, Jumat (26/2).
Kitazumi adalah warga asing kedua yang ditahan aparat Myanmar. Sebelumnya mereka menahan seorang warga Australia, Sean Turnell, yang menjadi penasihat bidang ekonomi bagi Penasihat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2007 silam, aparat Myanmar menembak mati seorang jurnalis asal Jepang, Kenji Nagai, dari jarak dekat saat dia meliput demo Revolusi Saffron yang digerakkan oleh para biksu Buddha.
Kitazumi menjalankan perusahaan media dan merupakan mantan wartawan surat kabar bisnis Jepang, Nikkei.
Menurut para saksi, Kitazumi sempat dipukuli di bagian kepala oleh polisi.
"Tetapi dia memakai helm sehingga tak begitu parah lukanya. Saya sudah menghubungi kedutaan dan belum mendapat informasi lagi," kata rekan Kitazumi di Myanmar, Linn Nyan Htun dalam unggahan di Facebooknya.
Myanmar diguncang protes selama tiga pekan terakhir sejak kudeta militer berlangsung pada 1 Februari lalu.
Masyarakat sipil yang terdiri dari muda-mudi, mahasiswa, pegawai negeri sipil hingga tenaga medis ikut berunjuk rasa dan mogok kerja menuntut kekuasaan pemerintahan yang digulingkan dipulihkan.
Hingga saat ini tercatat jumlah tahanan politik yang ditangkap junta militer mencapai 728 orang.
Sebanyak enam demonstran anti-junta militer Myanmar dilaporkan tewas sejak kudeta berlangsung.
(ayp/ayp)