Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengusulkan Olimpiade Tokyo, Jepang, pada Juli-Agustus mendatang bisa dijadikan kesempatan bagi Amerika Serikat dan Korea Utara untuk berdialog lagi.
Tak hanya AS-Korut, Moon juga menganggap gelaran turnamen olahraga empat tahunan itu juga bisa dimanfaatkan memperbaiki relasi antara sejumlah negara Asia Timur yang berkonflik, terutama menata kembali relasi kedua Korea yang kembali merenggang dalam beberapa waktu terakhir.
"Pertandingan yang dijadwalkan diselenggarakan tahun ini dapat menjadi kesempatan untuk dialog antara Korsel dan Jepang, Korsel dan Korut, Korut dan Jepang, bahkan Korut dan AS," kata Moon di taman Seoul pada Senin (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu diutarakan Moon saat berpidato dalam Peringatan 102 Tahun Hari Gerakan Kemerdekaan.
Pernyataan Moon soal relasi AS-Korut itu muncul ketika hubungan Korut dengan Korsel dan Jepang memburuk, terutama setelah negosiasi denuklirisasi dengan AS sejak 2019 lalu gagal berbuah hasil.
Dalam kesempatan itu, Moon juga menekankan bahwa Korsel siap bekerja sama dengan Jepang untuk menyukseskan Olimpiade Tokyo yang dinilai dapat membantu kedua negara di Asia Timur itu pulih dari dampak pandemi virus corona.
"Saya berharap Korea dan Jepang dapat menghidupkan kembali perekonomian negara kita yang terkena dampak pandemi Covid-19, dan bersama-sama menciptakan tatanan baru di era pasca-corona," ujar Moon seperti dikutip Reuters.
Jepang dan Korea Selatan memiliki hubungan yang sangat dinamis dan sensitif, terutama terkait masa Perang Dunia II. Belakangan, hubungan kedua negara semakin memanas setelah Tokyo memperbarui klaim sepihak atas pulau Takeshima atau Dokdo yang juga diperebutkan Seoul.
Klaim itu ditegaskan Jepang pada acara tahunan yang digelar di ibu kota prefektur Matsue pada Senin (22/2).
Pulau Takeshima atau Dokdo merupakan pulau kecil tak berpenghuni yang kaya akan ikan dan terletak di lepas pantai barat laut Shimane.Pulau itu dikendalikan oleh Korea Selatan sejak tahun 1950-an.
Awal pekan kemarin merupakan hari peringatan Jepang menempatkan pulau tersebut di bawah yurisdiksi prefektur Shimane pada 1905.
Jepang telah mengadakan upacara tahunan sejak 2006 dalam upaya untuk meningkatkan klaimnya atas pulau itu.
Pada Senin pekan lalu, Jepang bahkan menuduh pendudukan Korea Selatan di pulau Takashime atau Dokdo tidak sah dan tidak memiliki dasar hukum apa pun di bawah hukum internasional.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengecam Jepang karena dinilai melanjutkan provokasi yang sia-sia dengan mengadakan acara tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Korsel menuntut agar acara tersebut dihapuskan. Mereka menegaskan bahwa pulau itu adalah wilayah Korea Selatan berdasarkan sejarah, geografi, dan hukum internasional.
(rds/evn)