Dubes Myanmar di Inggris yang Berontak Diminta Pulang
Junta militer Myanmar memerintahkan Duta Besar untuk Inggris, Kyaw Swar Min, segera pulang usai menerbitkan pernyataan mendesak pembebasan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, yang ditahan di lokasi rahasia usai kudeta.
Dilansir Reuters, Rabu (10/3), pengumuman itu disampaikan oleh junta militer Myanmar melalui siaran stasiun televisi negara, MRTV.
Menurut mereka alasan memanggil pulan Min adalah karena sang diplomat tidak mengikuti arahan pemerintah.
"Setelah dia tidak bersikap sesuai dengan tanggung jawab yang diemban, maka kami meminta dia untuk segera pulang dan dikembalikan ke Kementerian Luar Negeri," demikian isi laporan itu.
Dalam pernyataan itu Min juga mendesak junta militer membebaskan pejabat pemerintah sipil Myanmar lainnya, termasuk Presiden Win Myint yang ikut diciduk saat kudeta berlangsung.
Desakan Min merupakan bentuk pemberontakan seorang diplomat pemerintah terhadap junta militer Myanmar. Ia menganggap gertakan diplomatik dan jalur perundingan menjadi solusi tepat untuk memulihkan krisis yang terjadi saat ini di negaranya.
Pernyataan itu diutarakan Min setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dan Wakil Menlu Inggris bidang Asia, Nigel Adams, di London.
Kedutaan Myanmar untuk Amerika Serikat di Washington DC juga mengisyaratkan pemutusan hubungan dengan junta militer.
Kedubes Myanmar di DC bahkan merilis pernyataan keras terkait kecaman terhadap kekerasan hingga kematian warga sipil yang melakukan protes terhadap kudeta.
Junta militer Myanmar menahan Suu Kyi dan Win Myint serta sejumlah pejabat dan petinggi Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dalam kudeta 1 Februari lalu.
Sejak itu kondisi dalam negeri Myanmar terus bergolak akibat gelombang unjuk rasa.
Sejumlah negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, menjatuhkan sanksi bagi junta militer Myanmar akibat kudeta dan kekerasan terhadap pengunjuk rasa hingga mengakibatkan korban jiwa.
(ayp/ayp)