Pemimpin Kudeta Militer Myanmar: Rusia adalah Teman Sejati
Pemimpin kudeta militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing menyatakan bahwa Rusia merupakan teman sejati.
Kedekatan mereka tercermin saat perwakilan Rusia hadir dalam peringatan Hari Angkatan Bersenjata yang dirayakan militer Myanmar, Sabtu (27/3).
"Rusia adalah teman sejati," kata Min Aung Hlaing mengutip Reuters.
Rusia diwakili langsung Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin. Ia juga hadir dalam pawai di Naypyitaw,setelah bertemu dengan para pemimpin senior junta pada sehari sebelumnya.
Ada delapan delegasi internasional yang menghadiri acara hari ini di Myanmar termasuk perwakilan dari China, India, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Laos, dan Thailand.
Semua negara itu mengirim perwakilan, hanya Rusia yang satu-satunya mengirim pejabat kementerian. Hal ini menjadi sorotan di tengah tekanan internasional terhadap junta meningkat pekan ini dengan sanksi baru AS dan Eropa.
Sebelumnya dilaporkan protes anti kudeta di Myanmar kembali memakan korban sipil. Untuk hari ini sudah lebih dari 90 warga Myanmar dibunuh militer.
Portal berita Myanmar Now mengatakan 91 orang tewas di seluruh negeri tersebut oleh pasukan keamanan.
Bahkan korban tak hanya berasal dari orang dewasa. Seorang anak laki-laki yang dilaporkan media lokal berusia lima tahun termasuk di antara sedikitnya 29 orang yang tewas di Mandalay.Kemudian 24 orang tewas di Yangon.
"Hari ini adalah hari yang memalukan bagi angkatan bersenjata," kata Dr. Sasa, juru bicara CRPH, kelompok anti kudeta bentukan anggota parlemen yang digulingkan kepada sebuah forum online.
Sebelumnya, televisi pemerintah sempat mengatakan pada Jumat (26/3) bahwa pengunjuk rasa berisiko ditembak pada kepala dan punggung bila mereka menentang kudeta hari ini.
Meski demikian, para demonstran yang menentang kudeta muncul di jalan-jalan Yangon, Mandalay, dan kota-kota lain.
(ryn/dea)