
Militer Myanmar memutuskan gencatan senjata sepihak pada Rabu (31/3). Namun, Militer Myanmar menyatakan akan memberikan respon keras apabila mendapati adanya aksi yang mengganggu administrasi dan keamanan pemerintahan.
Pengumuman gencatan senjata itu sendiri muncul setelah Militer Myanmar berhadapan dengan kelompok-kelompok etnis bersenjata di berbagai daerah. Beberapa di antaranya adalah Arakan Army di Rakhine dan Kachin Independence Army yang menyerang pos-pos Militer Myanmar di kota Shwegu.
Kelompok-kelompok etnis bersenjata tersebut sudah menyatakan bahwa mereka menolak kudeta Myanmar dan akan membalas aksi junta militer.