
Rusia Sebut Korut Makin Melarat karena Pandemi Covid-19

Rusia melalui kedutaan besarnya di Korea Utara menyatakan bahwa kondisi di Pyongyang semakin sulit di masa pandemi penyakit akibat virus corona atau Covid-19.
Kedubes Rusia di Pyongyang menyatakan bahwa kondisi di Korut kian sulit setelah pemerintahan Kim Jong-un menerapkan lockdown dan kebijakan pencegahan penularan Covid-19 lainnya.
Melalui sebuah unggahan di Facebook, Kedutaan Besar Rusia menyatakan sebagian personel diplomatik negara asing di Korut telah meninggalkan Pyongyang. Saat ini, masih ada sekitar 300 warga asing yang tersisa di kota itu.
"Tidak semua orang dapat menanggung dan menjalani pembatasan pergerakan yang belum pernah terjadi sebelumnya separah ini. Kekurangan kebutuhan esensial yang paling akut, termasuk obat-obatan, dan ketidakmampuan untuk memecahkan masalah kesehatan," bunyi pernyataan kedutaan Rusia itu pada Kamis (1/4).
Sebagaimana dilansir AFP, sebelumnya pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Korut juga sudah memperingatkan bahwa kebijakan penanganan corona telah menyebabkan "kesulitan ekonomi yang parah" di negara yang masih mengalami krisis pangan itu.
Korut telah lama mengalami krisis ekonomi, di mana sebagian besar masyarakatnya dikabarkan menderita kekurangan pangan kronis. Kondisi itu diperparah dengan sanksi internasional akibat ambisi Kim Jong-un terkait program senjata nuklirnya.
Kondisi semakin parah karena sejak pandemi corona pertama kali menyebar, Korut langsung menutup segala perbatasan, termasuk jalur penerbangan keluar dan masuk negara itu.
Di tengah kondisi tersebut, beberapa perwakilan diplomatik asing, termasuk Rusia, masih mempertahankan perwakilannya di negara itu.
Namun pada Februari lalu, delapan diplomat Rusia dan anggota keluarganya di Korut nekat pulang ke negaranya melalui perbatasan dengan kereta yang didorong dengan tangan. Video kepulangan mereka menjadi viral di media sosial.
(rds/has)