PM India Sebut Negaranya Dihantam 'Badai' Corona

CNN Indonesia
Minggu, 25 Apr 2021 14:51 WIB
Perdana Menteri India Narendra Modi pada hari Minggu (25/5) mendesak semua warga untuk mengambil vaksin COVID-19 dan berhati-hati.
Di tengah lonjakan kasus virus Corona yang terjadi sejak beberapa minggu yang lalu, India juga mengalami krisis tabung oksigen. (AFP/SANJAY KANOJIA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri India Narendra Modi pada hari Minggu (25/5) mendesak semua warga untuk mengambil vaksin COVID-19 dan berhati-hati, dengan mengatakan "badai" infeksi telah mengguncang negara itu.

India telah melaporkan lebih dari 300 ribu kasus baru setiap hari selama empat hari terakhir, lebih banyak dari tempat lain di dunia sejak pandemi dimulai, menambah tekanan pada sistem kesehatan masyarakat.

"Semangat kami tinggi setelah berhasil menangani gelombang pertama," kata Modi dalam pidato radio. "Tapi badai ini telah mengguncang bangsa."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bantuan dari AS

Sejumlah negara dunia termasuk Amerika Serikat menyatakan keprihatinan atas meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di India.

Juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat berupaya mempercepat penyaluran bantuan untuk membantu pemerintah India dalam mengatasi lonjakan kasus Covid-19.

"Kami sedang dalam percakapan aktif di tingkat tinggi dan berencana untuk segera menyebarkan dukungan tambahan kepada Pemerintah India dan petugas kesehatan India guna membantu mereka memerangi wabah ini. Kami segera akan mengirim lebih banyak bantuan," kata juru bicara Gedung Putih seperti yang dikutip dari REUTERS pada Minggu.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan India, jumlah kasus harian Covid-19 pada Minggu (25/4) bertambah 349.691 kasus sehingga total kasus mencapai 16,96 juta kasus, termasuk 192.311 orang meninggal dunia.

Sementara itu terkait penyaluran bantuan dari Amerika Serikat ini, perwakilan dari juru bicara Kedutaan Besar India di Washington mengatakan kepada Reuters bahwa kedua negara terlibat secara aktif di berbagai tingkatan untuk memastikan kelancaran pasokan komponen dari perusahaan AS untuk memproduksi vaksin Covid-19 di India.

Dia mengatakan komunikasi dua pihak sangat penting untuk mengidentifikasi penanganan terkait rantai pasokan medis dan mempercepat upaya vaksinasi yang sedang berlangsung.

Di tempat lain, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki pada Jumat (23/4) mengatakan pejabat AS dan India sedang bekerja untuk menemukan cara untuk membantu mengatasi lonjakan kasus Covid-19 di India.

Kendati sudah menyatakan siap mengirim bantuan, AS belum memberikan jadwal pasti terkait pengiriman bantuan tersebut.

Dia mengatakan Amerika Serikat telah memberi India sekitar US$1,4 miliar dalam bentuk bantuan kesehatan, pasokan bantuan darurat, pelatihan pandemi untuk pejabat kesehatan negara bagian dan lokal India, dan ventilator.

Sebelumnya, Kamar Dagang AS telah meminta pemerintah Joe Biden untuk melepaskan jutaan dosis vaksin AstraZeneca yang disimpan untuk dikirim ke India, Brazil, dan negara-negara lain yang terkena dampak paling parah.

Sementara itu pemerintah India telah mengerahkan pesawat dan kereta militer untuk mendapatkan beberapa unit tabung oksigen untuk mencukupi pasokan rumah sakit di Delhi. Dalam misi tersebut, India telah menjangkau beberapa negara tetangga termasuk Singapura.

Dalam beberapa hari terakhir Amerika Serikat terus didesak oleh beberapa pihak untuk meningkatkan bantuan terhadap India yang diketahui sebagai mitra presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam melawan China.

Menurut laporan pengajar dari Brown University School of Public Health, Ashish Jha mengatakan bahwa negara berpenduduk 1,3 miliar orang itu kini berada di ambang bencana kemanusiaan.

Dia mengatakan sekitar 2.000 orang meninggal setiap hari, tetapi kebanyakan ahli memperkirakan bahwa jumlah sebenarnya lebih banyak hingga 10 kali lipat dari angka itu.

Jha meminta AS untuk mengirim oksigen ke India, peralatan pengujian, dan peralatan pelindung pribadi berkualitas tinggi, termasuk masker wajah, dan obat-obatan untuk mengobati pasien Covid-19, termasuk obat penenang dan Remdesivir.

Jha juga mendesak pemerintahan Biden untuk berbagi kelebihan pasokan vaksin dengan India dan negara-negara lain yang mengalami krisis Covid-19.

Ia melanjutkan pihak AS juga harus mencabut kontrol ekspor pada bahan mentah pembuatan vaksin yang diberlakukan melalui Defense Production Act dan embargo ekspor yang diterapkan sejak Februari.

(reuters/ard)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER