Australia Selidiki Dua Kematian Diduga Terkait Vaksin Corona

CNN Indonesia
Kamis, 29 Apr 2021 10:41 WIB
Regulator obat-obatan Australia tengah menyelidiki dua kasus kematian yang diduga berkaitan dengan penggunaan vaksin virus corona.
Ilustrasi. (iStockphoto/Vladans)
Jakarta, CNN Indonesia --

Regulator obat-obatan Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA), tengah menyelidiki dua kasus kematian yang diduga berkaitan dengan penggunaan vaksin virus corona.

TGA melakukan penyelidikan ini setelah dua pria di negara bagian New South Wales (NSW) dilaporkan meninggal dunia beberapa hari setelah menerima suntikan vaksin corona.

"Semua laporan kematian setelah vaksinasi tengah ditinjau untuk menilai kemungkinan bahwa vaksin berkontribusi pada peristiwa atau kondisi medis yang menyebabkan hasil yang fatal," demikian kutipan pernyataan TGA, yang dikutip Reuters, Kamis (29/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TGA tidak merinci waktu dua kasus kematian itu terjadi demi melindungi identitas pasien. Meski begitu, TGA menegaskan bahwa laporan kematian ini belum bisa disimpulkan akibat dosis vaksin corona.

Sementara itu, media lokal Australia, Seven News, melaporkan pria 71 tahun di NSW meninggal dunia beberapa hari setelah menerima vaksin AstraZeneca. Pria tersebut dikabarkan memiliki sejumlah kondisi kesehatan khusus.

Sementara itu, seorang pria 55 tahun di Tamworth, NSW, juga dikabarkan meninggal dunia delapan hari setelah mendapat vaksin buatan perusahaan farmasi Inggris dan Universitas Oxford tersebut.

[Gambas:Video CNN]

Kedua insiden ini menambah kekhawatiran baru terkait keamanan vaksin virus serupa SARS tersebut, terutama produksi AstraZeneca.

Sejumlah negara telah menyatakan resmi menyetop penggunaan vaksin AstraZeneca. Penghentian itu dilakukan setelah sejumlah penerima AstraZeneca mengalami efek samping berat, seperti penggumpalan darah hingga menyebabkan kematian.

Australia sejauh ini menggunakan vaksin AstraZeneca untuk sebagian besar program vaksinasi nasionalnya. Dilansir Reuters, sejak kasus penggumpalan darah terjadi, Australia hanya merekomendasikan vaksin AstraZeneca untuk warga di atas 50 tahun.

(rds/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER