KILAS INTERNASIONAL

Pawai Hamas hingga Milisi Serang Pos Militer Myanmar

CNN Indonesia
Senin, 24 Mei 2021 09:33 WIB
Ilustrasi. (AP/John Minchillo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah berita meramaikan kabar internasional sepanjang akhir pekan, mulai dari pawai Hamas setelah mengklaim kemenangan usai saling serang dengan Israel hingga milisi etnis Myanmar menyerang pos militer.

1. Hamas Gelar Parade Setelah Mengklaim Menang Lawan Israel

Hamas menggelar pawai militer yang dihadiri ratusan anggotanya pada Sabtu (22/5) setelah mereka mengklaim menang dalam pertempuran melawan Israel.

Pawai tersebut menjadi kesempatan perdana bagi pemimpin tertinggi Hamas, Yehiyeh Sinwar, muncul di depan publik pasca-pertempuran dengan Israel.

Pada pawai ini, pemimpin dan ratusan anggota Hamas menggunakan pakaian kamuflase militer. Mereka memberikan penghormatan terakhir kepada Bassem Issa, komandan sayap militer mereka yang tewas dalam pertempuran dengan Israel.

2. Kantor Pemerintahan di Gaza Dibuka usai Gencatan Senjata

Setelah gencatan senjata dengan Israel, kantor-kantor pemerintahan di Jalur Gaza pun mulai beroperasi sejak Minggu (23/5) pagi.

Semua kantor kementerian dan lembaga pemerintah memulai operasi setelah dibuka oleh pihak berwenang Jalur Gaza.

Meski demikian, kondisi di Jalur Gaza masih belum menentu karena ada serangkaian bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa.

3. Pos Militer Myanmar Digempur Kelompok Etnis Bersenjata

Selain Israel-Palestina, konflik di Myanmar juga masih terus berkecamuk. Pada akhir pekan lalu, milisi etnis Kachin, Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), menyerang pos militer di barat laut Hkamti.

Juru bicara KIA, Kolonel Naw Bu, mengonfirmasi serangan itu, tapi tidak dapat memberikan rincian. Sampai saat ini, juga belum ada keterangan resmi dari junta Myanmar atas serangan tersebut.

Sejumlah milisi etnis di Myanmar memang terus melancarkan serangan terhadap militer sebagai bentuk dukungan mereka bagi warga yang melancarkan gerakan antikudeta.

Sejak militer mengudeta pemerintahan sipil pada 1 Februari lalu, gerakan antijunta terus mengemuka. Hingga kini, bentrok aparat dan warga Myanmar sudah menelan korban 812 nyawa.

(has)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK