Dewan HAM PBB Desak Penyelidikan Independen Rusuh di Kolombia

CNN Indonesia
Senin, 31 Mei 2021 06:00 WIB
PBB mendesak penyelidikan independen karena jumlah korban tewas meningkat dalam kerusuhan di Kolombia.
Kerusuhan dalam gelombang demo antireformasi Pajak Kolombia di kota Medelin, 19 Mei 2021. (AFP/JOAQUIN SARMIENTO)
CNN Indonesia --

Komisioner Dewan HAM Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak pembentukan investigasi independen atas kerusuhan yang terjadi di Kolombia.

Keputusan yang diambil Minggu (30/5) itu adalah imbas jumlah kematian yang dilaporkan dalam kerusuhan tersebut terus meningkat sejak demo antipemerintah terjadi selama sebulan terakhir.

Bentrokan demonstran sipil dan militer yang tercatat pada Jumat (28/5) lalu adalah 13 orang tewas di kota Cali--salah satu dari tiga kota terbesar di Kolombia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dewan HAM PBB Michelle Bachelet menyuarakan keprihatinannya atas dugaan kekerasan militer yang menangani demonstran antipemerintahan Presiden Ivan Duque di Kolombia.

Berdasarkan laporan yang diterima kantornya, Bachelet merinci 14 orang tewas karena kerusuhan tersebut dan 98 terluka, di mana 54 di antaranya akibat peluru tajam.

"Ini begitu penting atas semua  orang yang laporkan ini terlibat dalam menyebabkan korban luka ataupun kematian, termasuk pejabat negara, adalah subyek yang tunduk pada penyelidikan cepat, efektif, independen, tidak memihak dan transparan. Dan, bahwa mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban," kata Komisaris Tinggi PBB dalam sebuah pernyataannya.

Kota Cali yang berpenduduk lebih dari 2,2 juta jiwa itu menjadi salah satu episentrum demonstrasi antirezim Duque yang kemudian menyebar ke seluruh negeri dataran tinggi tersebut.

Jumat (28/5) lalu adalah momen satu bulan aksi demonstrasi antirezim menyebar ke seluruh negeri. Sejak demo pecah pada 28 April lalu, seperti dilansir Reuters, kelompok pemantau mendata mengatakan setidaknya ada 17 warga sipil dan dua polisi tewas dalam kerusuhan tersebut.

Demonstrasi itu sendiri berawal dari ketidakpuasan rakyat Kolombia terhadap refromasi pajak yang diterapkan Duque, hingga menyasar ke isu reformasi kesehatan dan lainnya.

Terkait insiden aksi yang terjadi di Cali, Presiden Ivan Duque telah memerintahkan pengerahan aparat keamanan dan militer secara maksimal di Provinsi Cali dan Vaile del Cauca.

Kemudian akhir pekan ini, Minggu (30/5), aksi demonstrasi juga terjadi di kota Bogota. Para demonstran yang berbusana serba putih, dan membawa bendera hingga alat peraga demonstrasi lainnya, berjalan kaki melakukan pawai unjuk rasa di ibu kota negara Kolombia tersebut.

Namun, dalam aksi unjuk rasa tersebut, mereka adalah pendukung Duque. Mereka mendesak para aktivis antirezim untuk menghentikan demonstrasi yang telah terjadi selama sebulan terakhir dan memakan banyak korban. Mereka pun mengekspresikan dukungan terhadap petugas keamanan.

"Mereka [pedemo antirezim] telah melakukan blokade jalanan untuk menyandera kota-kota. Mereka telah menghentikan ekonomi," ujar Patricia Gonzalez, 45.

Blokade jalanan telah membuat kesulitan bahan pangan dan lainnya di beberapa bagian negara tersebut.

Sementara itu, setelah pekan lalu sempat beku, diskusi antara pemerintah dan para pemimpin demonstrasi nasional dalam sebulan terakhir kembali berlangsung. Namun, pemerintahan Duque memberikan prakesepekatan yang tak bisa dinegosiasikan yakni agar blokade jalanan untuk dibuka dulu sebelum negosiasi berlangsung.

(afp, reuters/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER