Rekaman telepon yang bocor baru-baru ini mengungkap pergerakan penasihat Donald Trump, Rudy Giuliani, saat memaksa Ukraina untuk menyelidiki konspirasi tak berdasar mengenai Joe Biden menjelang pemilu 2020 lalu.
Bocoran audio yang didapat CNN itu memperdengarkan perbincangan antara Giuliani dengan diplomat Amerika Serikat, Kurt Volker, dan Andriy Yermak, seorang penasihat senior untuk Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Juli 2019.
Dalam perbincangan selama 40 menit itu, Giuliani berulang kali mengatakan kepada Yermak bahwa Zelensky harus mengumumkan pemerintah membuka penyelidikan mengenai korupsi Biden di Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Giuliani juga memaksa Ukraina untuk menyatakan bahwa Kiev akan menyelidiki tudingan negaranya ikut campur dalam pemilu 2016 lalu demi kekalahan Trump.
"Yang kami butuhkan dari Presiden [Zelensky] untuk mengatakan, 'Saya akan menunjuk jaksa terpercaya. Dia akan menyelidiki dan mencari bukti mengenai campur tangan di pemilu 2016, dan masalah Biden itu juga harus dijalankan," ujar Giuliani dalam rekaman audio itu.
Saat ini, Biro Investigasi Federal AS (FBI) sendiri sedang menyelidiki kaitan antara Giuliani dan Ukraina. Namun, tak diketahui rekaman telepon ini menjadi bagian yang diselidiki atau tidak.
CNN sudah meminta Giuliani untuk memberikan klarifikasi terkait bocoran telepon ini. Namun hingga kini, pihak Giuliani belum merespons.
Rekaman telepon ini sendiri sudah lama menjadi perbincangan publik di AS, tepatnya pada Februari, sebulan setelah Biden dilantik sebagai presiden.
Sejumlah obrolan penting dari perbincangan ini pertama kali terungkap dalam pemberitaan Time Magazine. Pada April, BuzzFeed News juga merilis transkrip sebagian perbincangan Giuliani tersebut.
Sebelumnya, Giuliani selalu menyatakan bahwa ia tak melakukan kesalahan dalam perbincangan tersebut. Menurutnya, ia hanya menjalankan tugas untuk memenuhi kepentingan kliennya.
Telepon ini merupakan salah satu dari serangkaian upaya Trump untuk melumpuhkan Biden menjelang pemilu 2020 lalu. Upaya terakhir yang paling menjadi sorotan adalah kerusuhan di gedung Capitol pada 6 Januari lalu.
(has)