Putin Tuding AS Provokasi Insiden Kapal Inggris di Laut Hitam

CNN Indonesia
Kamis, 01 Jul 2021 07:00 WIB
Presiden Vladimir Putin menuding AS ikut memprovokasi dalam insiden kapal perang Inggris yang jadi target tembakan peringatan Rusia saat melintas di Laut Hitam. (AFP Photo/Pavel Golovkin)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Vladimir Putin menuding Amerika Serikat ikut memprovokasi dalam insiden kapal perang Inggris yang jadi target tembakan peringatan Rusia saat melintas di Laut Hitam dekat Krimea pekan lalu.

"Ini tentu merupakan provokasi. Sangat jelas. Situasinya sangat kompleks dan tak hanya dilakukan oleh Inggris, tapi juga Amerika," ujar Putin seperti dikutip AFP, Rabu (30/6).

Sebagai bukti, Putin mengatakan bahwa sebelum kapal perang Inggris, HMS Defender, memasuki perairan Laut Hitam, satu pesawat pengintai AS lepas landas dari pangkalan militer NATO di Yunani. Namun, ia tak menjabarkan lebih lanjut.

Isu ini menjadi perhatian setelah Rusia mengklaim melepaskan tembakan peringatan ke arah HMS Defender karena menerobos wilayah kedaulatannya di Krimea.

Namun, Inggris membantah klaim Rusia bahwa HMS Defender jadi target tembakan peringatan. Mereka mengklaim bahwa HMS Defender "melintas melalui wilayah perairan Ukraina sesuai dengan hukum internasional."

Rusia memang mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 lalu. Namun, komunitas internasional tak mengakui pencaplokan tersebut.

Putin mengatakan bahwa Rusia mengusir kapal Inggris karena "Kami dalam pertarungan membela wilayah kami, untuk masa depan kami."

"Bahkan jika kami menenggelamkan kapal itu, dunia tidak akan di ambang Perang Dunia III, karena mereka yang melakukan ini tahu bahwa mereka tak akan dapat memenangkan perang itu," ucap Putin.

Insiden yang melibatkan armada militer Barat memang kerap terjadi di perbatasan Rusia, terutama di tengah peningkatan ketegangan Moskow dengan Washington, Brussels, dan London. Namun, sangat jarang insiden sampai memicu tembakan peringatan.

Pada awal Juni, Putin untuk pertama kalinya bertemu dengan Presiden AS, Joe Biden, untuk memperbaiki hubungan. Namun, hubungan AS dan Rusia masih tetap panas setelah pertemuan tersebut.

(has)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK