Israel menghancurkan desa Khirbet Humsah yang merupakan lokasi pengungsian orang Arab Bedouin di Tepi Barat, Palestina, pada Rabu (7/7).
Reuters melaporkan bahwa petugas menghancurkan tenda dengan ekskavator dan mengangkat puing-puingnya ke truk sampah.
Pihak berwenang Israel tak hanya memorak-porandakan tenda, tapi juga penampungan hewan, kakus, panel surya, dan tempat penampungan air desa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pejabat di Tepi Barat, Muataz Bashrat, mengatakan bahwa penghancuran itu sudah yang ketujuh kalinya.
"Sekarang, 63 warga Palestina menjadi tunawisma. Sebelas rumah keluarga dihancurkan dan disita," kata Bashrat.
Ia juga mengatakan bahwa Israel merupakan negara yang mensponsori terorisme terhadap penduduk Palestina.
Palestina dan kelompok hak asasi menuduh Israel secara paksa mencoba membersihkan etnis Badouin di Khirbet Humsah untuk memberi ruang bagi perluasan permukiman Yahudi.
Namun, cabang kementerian pertahanan Israel, Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), mengklaim negara pimpinan Naftali Bennett ini bertindak sesuai dengan keputusan Mahkamah Agung.
Mereka mengklaim menghancurkan tenda-tenda yang dianggap didirikan secara ilegal oleh warga Palestina.
Israel memang kerap menyebut bangunan di wilayah itu tak memiliki izin resmi. Sementara itu, warga Palestina memang mustahil mendapatkan izin resmi tinggal.
Mereka juga mengatakan bahwa orang Badui di Khirbet Humsah menolak tawaran untuk pindah dari kawasan yang menjadi zona tembak Israel itu ke lokasi lain.
Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) menyatakan sekitar 35 anak berisiko "dipindahkan secara paksa" setelah penghancuran di desa Khirbet Humsah, di Lembah Yordan.
Tak hanya di Khirbet Humsah, desa warga Arab Badouin di Al Araqeeb, selatan Negev, juga menjadi target penghancuran Israel.
"Pihak berwenang Israel menghancurkan desa Al-Araqib untuk yang ke 190 kalinya," ujar anggota Komite Pertahanan Al-Araqib Aziz Al-Touri kepada Anadolu.
Al-Touri menerangkan lebih lanjut bahwa penduduk desa berencana membangun kembali tempat tinggalnya yang sudah hancur.
Ini merupakan kali kedelapan desa tersebut diratakan. Desa itu pertama kali dihancurkan pada 2010. Israel terus berusaha menghancurkannya setiap desa itu selesai dibangun kembali.
Menurut data NCR, pemerintah Israel telah menghancurkan setidaknya 421 bangunan milik warga Palestina selama paruh pertama 2021 ini. Jumlah itu meningkat 30 persen dibanding tahun sebelumnya.
(isa/has)