Darurat Covid-19 Tokyo sampai PM Malaysia Digoyang Koalisi

Berbagai peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Kamis (8/7) kemarin. Mulai dari darurat Covid-19 di Tokyo, Jepang diperpanjang sampai PM Malaysia Muhyiddin Yassin digoyang partai koalisi soal isu Covid-19. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.

1. UMNO Desak PM Malaysia Mundur karena Gagal Urus Pandemi

Partai Organisasi Persatuan Melayu Nasional (UMNO), partai politik terbesar di Malaysia, menyatakan menarik dukungan koalisi pemerintah Perikatan Nasional dan mendesak Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, mengundurkan diri karena dinilai gagal menangani pandemi virus corona (Covid-19).

Dilansir The Straits Times, Kamis (8/7), Presiden UMNO, Ahmad Zahid Hamidi, menyatakan Muhyiddin gagal menunaikan janji kepada partai itu untuk menangani pemulihan ekonomi dan pandemi Covid-19.

Janji itu, kata Zahid, yang membuat UMNO mau memberi dukungan politik kepada Muhyiddin saat dipilih menjadi Perdana Menteri pada Maret tahun lalu.

"Sudah jelas pemerintahan ini gagal memenuhi aspirasi rakyat. Kegagalan pemerintah ini sangat terlihat. Mereka menyelewengkan deklarasi status darurat negara, yang terlihat sebagai taktik politik, dan hanya membuat kesengsaraan bagi rakyat dan perekonomian," kata Zahid.

[Gambas:Video CNN]

2. Darurat Covid-19 di Tokyo Diperpanjang hingga Olimpiade

Pemerintah Jepang bakal menetapkan status darurat di wilayah Tokyo sepanjang pelaksanaan Olimpiade 2021.

Dilansir Reuters, Kamis (8/7), Menteri Perekonomian Jepang, Yasutoshi Nishimura, menyatakan status darurat akan diberlakukan di Tokyo mulai 12 Juli sampai 22 Agustus mendatang.

Sedangkan Olimpiade 2021 dijadwalkan akan digelar pada 23 Juli sampai 8 Agustus mendatang.

Selain itu, status darurat juga akan diterapkan di wilayah sekitar Tokyo seperti Chiba dan Kanagawa.

3. Eks Presiden Afsel Serahkan Diri usai Didakwa Hina Pengadilan

Mantan Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, menyerahkan diri ke polisi atas tuduhan penghinaan pengadilan, Rabu (7/7).

Juru bicara kepolisian Afrika Selatan, Lirandzu Themba, membenarkan bawah saat ini Zuma dalam tahanan polisi, sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi.

Dalam pernyataan resminya, Lembaga Pemasyarakatan Afsel menyatakan bahwa mantan presiden itu dibawa Pusat Pemasyarakatan Estcourt, di Afrika Selatan bagian Timur.

Zuma menyerahkan diri setelah pekan lalu, pengadilan Afsel menjatuhkan hukuman penjara 15 bulan kepada Zuma.

Ia dianggap tak mematuhi perintah pengadilan untuk memberikan bukti terkait kasus korupsi selama sembilan tahun ia memimpin negara, dari 2009 hingga 2018. Namun, dia tetap membantah tuduhan korupsi.