Perusahaan farmasi Pfizer mengajukan permohonan pemberian dosis vaksin virus corona (Covid-19) ketiga sebagai penguat (booster) kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).
Dilansir Reuters, Jumat (9/7), mereka berharap izin itu segera diperoleh dan program vaksin penguat itu bisa digelar mulai Agustus mendatang. Menurut mereka hal itu diperlukan untuk menangkal penyebaran virus corona varian Delta dan mencegah kembali terjadinya infeksi dalam jangka waktu enam bulan setelah penyuntikan.
Menurut Kepala Bidang Penelitian Pfizer, Mikael Dolsten, dari hasil riset yang mereka lakukan didapat kesimpulan dosis vaksin penguat itu mampu memicu pembuatan antibodi di dalam tubuh hingga sepuluh kali lebih kuat setelah seseorang menerima dua dosis vaksin. Menurut dia hal itu membuat dosis ketiga diyakini manjur mencegah infeksi Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Dolsten menyatakan dosis penguat itu sangat penting bagi kelompok lansia.
Dolsten mengklaim sejumlah negara di dunia, termasuk di kawasan Eropa, sudah membicarakan tentang dosis penguat vaksin Covid-19. Bahkan menurut dia beberapa negara akan lebih dulu memberikan izin penggunaan dosis vaksin ketiga sebelum AS.
Pfizer juga berencana memproduksi vaksin penguat sebanyak 10 ribu dosis untuk uji coba yang dilakukan relawan.
Di sisi lain, sejumlah pakar tidak sepakat dengan argumen Dolsten dan Pfizer. Menurut pakar kedokteran molekuler sekaligus Direktur Institut Penelitian Translasional Scripps di La Jolla, California, Dr. Eric Topol, sebenarnya tubuh juga mempunyai mekanisme secara biologis untuk membentuk antibodi.
Topol mengatakan penggunaan dosis penguat vaksin itu mengesampingkan peran penting kemampuan tubuh manusia dalam hal memproduksi antibodi, terutama yang dilakukan oleh memori yang terkandung di dalam Sel B, ketika menghadapi sebuah virus.
"Kita perlu penelitian yang lebih baik untuk menentukan hal itu. Ini bukan hanya soal menetralkan antibodi," kata Topol.
Sedangkan menurut pakar vaksin dari Sekolah Kedokteran Universitas Vanderbilt, Dr. William Schaffner, jika FDA memberi izin untuk vaksin penguat Pfizer, maka masih ada tahapan lain yang harus ditempuh. Dosis vaksin penguat Pfizer itu masih harus diuji dan mendapat rekomendasi dari para pakar di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular AS.
Sampai saat ini FDA belum memberikan komentar terkait permohonan Pfizer itu. Vaksin Covid-19 Pfizer dibuat atas kerja sama dengan perusahaan BioNTech.
Di sisi lain, jika izin itu disetujui FDA, maka Pfizer yang bakal diuntungkan dari sisi finansial. Sebab seluruh pihak akan berlomba-lomba ingin mendapatkan dosis vaksin penguat itu, dan hal itu berarti menambah pemasukan Pfizer.
Pfizer memperkirakan vaksin Covid-19 mereka akan menjadi pemasukan utama perusahaan dalam beberapa tahun ke depan. Sejak tahun lalu mereka mendapat pemasukan US$26 miliar (sekitar Rp378.4 triliun) dari hasil menjual vaksin Covid-19.
Mereka menargetkan memproduksi tiga miliar dosis vaksin Covid-19 tahun ini dan naik menjadi empat juta dosis pada 2022 mendatang.
Padahal, sampai saat ini masih banyak negara di dunia yang kesulitan mendapatkan vaksin Covid-19.
(ayp/ayp)