Thailand Izinkan Warga Tes Mandiri Covid Tanpa Nakes
Pemerintah Thailand mengizinkan para pasien infeksi virus corona (Covid-19) yang mengalami gejala ringan boleh melakukan isolasi dan melakukan tes secara mandiri di kediaman mereka.
Hal itu dilakukan demi meringankan beban fasilitas kesehatan akibat lonjakan kasus infeksi Covid-19 di ibu kota Bangkok. Kenaikan kasus infeksi itu juga membuat beban yang ditanggung laboratorium untuk memeriksa spesimen tes Covid-19 semakin banyak.
Dilansir Reuters, Thailand saat ini menggunakan metode RT-PCR (reverse transcription-polymerase chain reaction) untuk memeriksa spesimen Covid-19. Namun, cara itu membuat antrean penduduk yang ingin melakukan tes sangat panjang sehingga mereka harus mencari terobosan baru.
Pemerintah setempat saat ini menyetujui penggunaan perangkat tes rapid antigen mandiri yang kemungkinan akan tersedia di apotik setempat pada pekan depan. Akan tetapi, ketepatan hasil tes perangkat itu dinilai tidak sama dengan metode RT-PCR.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand, harga perangkat itu dipatok sekitar US$3.06 (sekitar Rp44 ribu).
Karena penambahan kasus harian Covid-19 di Negeri Gajah Putih hampir mencapai 9.000 orang, pemerintah setempat memberi izin penduduk yang memiliki gejala ringan atau bahkan tidak menampakkan gejala untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
Menurut data Kementerian Kesehatan Thailand, lonjakan kasus Covid-19 di negara itu mulanya disebabkan oleh virus corona varian Alfa. Namun, 57 persen lonjakan kasus di Bangkok disebabkan oleh virus corona varian Delta.
Pada hari ini, Selasa (13/7), Thailand mencatat ada 8.685 kasus infeksi baru dan 56 pasien Covid-19 meninggal. Sehingga secara keseluruhan jumlah kasus Covid-19 di negara itu mencapai 353.712, dan 2.847 orang di antaranya meninggal.
Pemerintah setempat juga mencatat ada kasus infeksi ganda yang dialami sejumlah pekerja di proyek konstruksi di Bangkok.
(ayp/ayp)