Berbagai peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Minggu (8/8) kemarin. Mulai dari banjir besar di Korea Utara sampai Taliban rebut Kota Kunduz di Afghanistan. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.
Banjir besar di Provinsi Hamgyong Timur dan Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara membuat sekitar 5000 penduduk setempat diungsikan.
Selain itu, persediaan cadangan bahan pangan utama di Korut, yakni beras, mulai menipis. Apalagi negara itu juga tengah mengalami paceklik akibat hasil panen pada musim panas tidak sebanding dengan tingkat konsumsi penduduk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga beras di Korut melonjak dan membuat pemerintah setempat menggelar operasi pasar dengan menggelontorkan beras cadangan militer buat dijual kepada penduduk supaya harga kembali stabil.
Akan tetapi, bencana banjir membuat kondisi Korut yang kekurangan bahan pangan semakin mengkhawatirkan, selain ancaman pandemi Covid-19. Selain itu, sekitar seribu rumah penduduk di kedua provinsi itu dilaporkan rusak diterjang banjir.
Pasukan Afghanistan dan milisi Taliban terlibat pertempuran sengit di pusat Kota Kunduz, ibu kota Provinsi Kondoz, pada Minggu (8/8).
"Pertempuran sengit di jalanan sedang berlangsung di berbagai bagian kota. Beberapa pasukan keamanan telah mundur menuju bandara," kata seorang anggota dewan Kota Kunduz, Amruddin Wali, kepada AFP.
Selain di Kondoz, pertempuran sengit antara Taliban dan pasukan Afghanistan juga terus terjadi di Kandahar, Provinsi Helmand dan Provinsi Herat.
Sejak kebangkitan Taliban, pasukan pemerintah berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota di seluruh negeri dari kelompok tersebut.
Taliban berupaya kembali berkuasa setelah pasukan koalisi Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ditarik dari Afghanistan.
Kementerian Agama RI menyebut Arab Saudi meminta Indonesia menunda pelaksanaan umrah meski pemerintah Raja Salman mulai menerima pengajuan umrah dari jemaah internasional yang sudah divaksin Covid-19 mulai hari ini, Senin (9/8).
Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Khoirizi, mengatakan alasan penundaan adalah karena sejak Februari lalu sampai saat ini Indonesia masih menjadi satu dari sembilan negara yang masuk dalam daftar larangan masuk Saudi karena tingkat penularan dan angka kematian Covid-19 yang masih tinggi.
Khoirizi menuturkan sudah hampir 60 ribu WNI yang mendaftar umrah hingga Februari lalu.
"Ada sekitar 59 ribuan jemaah terdaftar di PPIU tetapi Indonesia sampai saat ini masih masuk dalam 9 negara yang di suspend karena tingkat penyebaran Covid dan angka kematian juga masih tinggi," kata Khoirizi saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com pada Minggu (8/8).
(ayp/ayp)