Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyinggung kekompakan Dewan Keamanan (DK) Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) dan menyebut momentum Taliban berhasil merebut Kabul, Afghanistan, bisa menjadi peluang para jihadis teroris untuk mengambil keuntungan.
Selain itu, dalam pernyataan yang dikemukakan Senin (16/8) waktu Paris, Macron menyebut Prancis akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk memastikan Rusia, Amerika serikat, dan Eropa menanggapi situasi ini dengan tujuan yang sama.
"Afghanistan tidak boleh menjadi surga bagi teroris seperti dulu," kata Macron.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah tantangan bagi perdamaian dan stabilitas internasional, melawan musuh bersama. Kami akan melakukan segala yang kami bisa agar Rusia, Amerika Serikat, dan Eropa dapat bekerja sama secara efisien, karena kepentingan kami sama," lanjutnya.
"Dewan Keamanan PBB harus memberikan jawaban bersama dan bersatu," ujarnya menyinggung dewan yang memiliki lima anggota tetap: Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, dan China.
Macron juga menyebut bahwa ada risiko gelombang migran akan menyapu Eropa. Ia menyebut akan memastikan Prancis terus melindungi mereka yang paling rentan dan memainkan peranannya dalam aksi internasional.
Taliban sebelumnya menyatakan perang di Afghanistan sudah berakhir setelah kelompok itu menduduki istana kepresidenan di Kabul pada Minggu (15/8).
"Hari ini adalah hari besar bagi rakyat Afghanistan dan mujahidin (Taliban). Mereka menyaksikan buah dari upaya dan pengorbanan mereka selama 20 tahun," ujar juru bicara Kantor Politik Taliban, Mohammad Naeem, kepada Al-Jazeera, yang dikutip Reuters, Senin (16/8).
Ia kemudian berkata, "Terima kasih, Tuhan. Perang di negara ini telah berakhir."
Lihat Juga : |
Naeem kemudian mengatakan bahwa Taliban akan menyusun bentuk pemerintahan baru di Afghanistan setelah mereka berkuasa. Ia menyebut Taliban ingin membangun hubungan internasional dan tak hidup dalam isolasi.
"Kami telah mencapai apa yang kami cari, yaitu kebebasan negara kami, dan kemerdekaan rakyat kami," ucap Naeem.
"Kami tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah kami untuk menargetkan siapa pun, dan kami tidak ingin menyakiti orang lain."
Kondisi perebutan Kabul oleh Taliban ini membuat ribuan warga yang khawatir akan kekuasaan kelompok tersebut melakukan eksodus besar-besaran.
(reuters/end)