Dihantam Gempa dan Badai, Penduduk Haiti Belum Dapat Bantuan

CNN Indonesia
Selasa, 17 Agu 2021 23:18 WIB
Ratusan ribu penduduk Haiti korban gempa Bumi belum mendapatkan bantuan esensial seperti makanan, tempat bernaung, air bersih, dan medis. (AP/Joseph Odelyn)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ratusan ribu penduduk Haiti korban gempa Bumi yang menewaskan lebih dari 1.400 jiwa belum mendapatkan bantuan esensial seperti makanan, tempat bernaung, air bersih, dan medis.

Kondisi semakin parah setelah badai tropis ikut menerjang dan menyebabkan banjir serta mempersulit pencarian para korban gempa bumi yang selamat di antara reruntuhan puing.

"Tak terhitung jumlahnya keluarga penduduk Haiti yang kehilangan segalanya karena gempa bumi dan kini hidup benar-benar cuma di atas kaki yang terendam banjir," kata perwakilan Badan PBB Soal Anak-anak, UNICEF, untuk Haiti, Bruno Maes.

"Saat ini, sekitar setengah juta anak Haiti memiliki akses terbatas atau tidak sama sekali ke tempat bernaung, air bersih, perawatan kesehatan, dan nutrisi," lanjutnya.

Pada Selasa (17/8) pagi, hujan ringan mengguyur Les Cayes, kota tepi pantai selatan Haiti, yang terdampak gempa 7,2 skala Richter pada Sabtu (14/8). Kota itu juga dihantam Badai Tropis Grace yang membuat hujan lebat dan banjir di sejumlah wilayah.

Di sebuah tempat pengungsian sementara di Les Cayes, terdapat banyak anak dan bayi. Lebih dari seratus orang harus berjuang melindungi diri mereka ketika tenda pengungsian diterjang Badai Grace.

Mathieu Jameson, salah satu pengurus pengungsian tersebut, mengatakan ratusan orang di sana sangat membutuhkan pasokan makanan dan medis.

"Kami tidak punya dokter satupun. Kami tidak punya makanan. Setiap pagi makin banyak orang berdatangan. Kami tidak punya kamar mandi, tak ada tempat untuk tidur. Kami butuh makanan, kami butuh lebih banyak payung," kata Jameson yang menyebut pihaknya masih menunggu bantuan dari pemerintah.



The U.S. Agency for International Development (USAID) mengatakan telah melanjutkan operasi penyelamatan dan bantuan pada Selasa (17/8) pagi, usai ditunda karena badai. Mereka juga bekerja sama dengan mitra internasional untuk meningkatkan bantuan kepada negara termiskin di benua Amerika tersebut.

Bencana alam ini terjadi sebulan setelah badai politik karena pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moise, pada 7 Juli. Bencana ini membuat sejumlah rumah sakit besar rusak parah dan menghambat upaya kemanusiaan. Sejumlah bangunan publik seperti tempat ibadah dan sekolah juga hancur.

"Saat ini ada sekitar 34 anak yang dirawat di rumah sakit, tetapi kami masih butuh lebih banyak bantuan dari dokter anak. SOS," kata Marie Cherry, seorang dokter di rumah sakit umum Les Cayes melalui pesan teks kepada Reuters.

Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry, yang dilantik kurang dari sebulan lalu setelah pembunuhan Moise, berjanji menyalurkan bantuan kemanusiaan yang lebih baik dibanding gempa pada 2010.

"Gempa bumi adalah bencana besar yang menimpa kami di tengah musim badai," kata Henry dan menambahkan bahwa pemerintah tidak akan mengulangi "hal yang sama" seperti pada 2010.

Reuters mencatat, banyak miliaran dolar uang bantuan mengalir untuk Haiti setelah gempa dan Badai Matthew pada 2016. Namun banyak orang Haiti kurang merasakan manfaatnya karena kekacauan koordinasi, badan pemerintah yang lemah, dan bahan pangan yang makin langka.

(reuters/end)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK