Joe Biden Tepis Kritik Soal Kekacauan Evakuasi di Afghanistan
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menepis kritik terkait proses evakuasi tentara dan warganya yang berjalan kacau di Afghanistan dan menyebut operasi tersebut amatlah berisiko.
Ia juga berjanji untuk membawa pulang warga negaranya di Afghanistan dan warga lokal yang ingin pergi ke Amerika Serikat.
"Jangan salah, misi evakuasi ini berbahaya. Ini melibatkan risiko bagi angkatan bersenjata kita dan itu dilakukan dalam keadaan sulit," kata Joe Biden kala menjawab pertanyaan media, Jumat (20/8).
Biden menepis kritikan bahwa pemerintahannya salah menilai kecepatan Taliban dalam menguasai Afghanistan dan keterlambatan evakuasi warga Amerika Serikat dan sekutu.
Ia menyebut pengangkutan melalui udara adalah salah satu yang tersulit, selain daripada kekhawatiran AS tentang peluang serangan militer di Kabul.
"Saya tidak bisa menjanjikan apa hasil akhirnya atau tanpa risiko kerugian. Tapi sebagai panglima tertinggi, saya dapat meyakinkan Anda bahwa saya akan memobilisasi setiap sumber daya yang diperlukan," kata Biden.
AS berusaha mati-matian mengevakuasi ribuan orang dari Afghanistan hingga batas waktu 31 Agustus. Namun Biden mengatakan pada pekan ini bahwa pasukan AS di Bandara Kabul yang menyediakan keamanan untuk evakuasi bisa tinggal lebih lama bila diperlukan.
Biden mengatakan para pejabat AS terus berkomunikasi dengan Taliban. Ia memperingatkan kelompok tersebut bahwa "setiap serangan terhadap pasukan kami atau gangguan operasi kami di bandara akan ditanggapi dengan cepat dan kuat,"
"Setiap orang Amerika yang ingin pulang, kami akan mengantarmu pulang," kata Biden.
Biden juga berjanji untuk mengeluarkan sebanyak mungkin warga negara Afghanistan yang menjadi sekutu mereka. Banyak dari warga lokal yang menghadapi kesulitan melewati pos pemeriksaan Taliban ke Bandara Kabul untuk evakuasi.
Kondisi kacau atas evakuasi ini membuat sejumlah anggota parlemen dari Demokrat dan Republikan mengatakan Biden tidak bertindak cukup cepat.
Apalagi, sebuah memo internal bocor. Memo itu berisi bahwa para diplomat AS di Afghanistan sudah mengirimkan pesan ke Menteri Luar Negeri Antony Blinken soal kekhawatiran Taliban berkuasa sejak bulan lalu.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa memo itu dikirimkan melalui saluran rahasia pada 13 Juli lalu. Dalam surat itu, para diplomat mendesak AS segera melakukan sederet langkah antisipasi karena Taliban kian beringas.
Mereka menekankan bahwa AS harus segera mengevakuasi warga Afghanistan yang selama ini membantu misi Washington di negara tersebut.
Dalam surat kawat yang diteken puluhan diplomat AS itu juga menekankan bahwa pendataan biometrik para warga Afghanistan itu harus segera dilakukan agar tak membuang waktu jika Taliban benar-benar mengambil alih kekuasaan nantinya.
Namun, sejumlah diplomat yang mengirimkan surat kawat itu mengaku kecewa karena tidak semua rekomendasi mereka dipenuhi.
Menanggapi kabar ini, juru bicara Kemlu AS, Ned Price, menegaskan bahwa Blinken selalu memperhatikan setiap saran dari para diplomat di berbagai negara.
"Ia membaca setiap kekhawatiran, pandangan, dan membalasnya dengan jelas. Dia menegaskan bahwa ia menyambut baik dan mendorong para diplomat menggunakan saluran rahasia dan berkomitmen untuk merevitalisasi saluran itu," ucap Price.
(reuters/end)