Daftar Senjata AS Rampasan Taliban Usai Kuasai Afghanistan
Kelompok milisi Taliban yang berhasil menduduki sejumlah kota dan istana kepresidenan Afghanistan mendapat pasokan persenjataan baru setelah berhasil merampas persenjataan peninggalan Amerika Serikat di negara itu.
AS telah menggelontorkan miliaran dolar salah satunya untuk memasok pasukan Afghanistan dengan senjata canggih sejak invasi 2001.
Namun, kejatuhan Ibu Kota Kabul dan beberapa ibu kota provinsi lainnya dengan cepat telah meninggalkan sebagian besar persenjataan itu di tangan pemberontak Taliban.
Di media sosial, tampak para pejuang Taliban berpose dengan senapan buatan Amerika dan kendaraan perang yang sarat dengan senjata berat dan artileri.
Selama beberapa dekade terakhir, Taliban hanya mengandalkan senjata lawas peninggalan Rusia, bahan peledak improvisasi, dan rudal darat untuk bergerilya melawan pasukan AS dan negara lainnya di Afghanistan.
Lihat Juga : |
Berikut beberapa barang dan senjata rampasan perang peninggalan AS dan Afghanistan yang diperkirakan telah dirampas Taliban sejak menduduki sebagian wilayah termasuk Ibu Kota Kabul dan Istana Kepresidenan.
Kendaraan Militer Lapis Baja
Seorang pejabat AS mengatakan, meskipun belum ada angka pasti, penilaian intelijen saat ini adalah bahwa Taliban diyakini mengendalikan lebih dari 2.000 kendaraan lapis baja, termasuk Humvee hingga kendaraan anti-ranjau (MRAP).
Pada bulan Juni saja, Taliban merampas 700 truk dan Humvee dari pasukan keamanan Afghanistan serta lusinan kendaraan lapis baja dan sistem artileri.
Kendaraan militer buatan Amerika lainnya yang dilaporkan berada di tangan Taliban termasuk M1117 Guardians, MaxxPro MRAPs, hingga Oshkosh ATV.
Helikopter hingga Drone
Berdasarkan penilaian awal sumber di Kongres AS juga memperkirakan bahwa Taliban merampas beberapa helikopter Black Hawk dan pesawat militer AS lainnya, termasuk 20 buah pesawat serang A-29 Tucano.
Kelompok itu juga mewarisi 11 pangkalan militer terencana yang dilengkapi dengan senjata dan gadget terbaru peninggalan AS untuk Afghanistan.
"Kami juga khawatir bahwa beberapa senjata dan fasilitas militer mungkin telah dikuasai kelompok lainnya yang mendukung Taliban. Ketakutan terbesar saya adalah senjata canggih kami akan dijual ke musuh-musuh kami dan aktor non-negara yang berniat menggunakannya untuk menyerang kami dan sekutu kami," ucap seorang sumber di Kongres AS seperti dikutip CNN.
Sementara itu, menurut Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS, antara 2003 dan 2016, AS menyediakan pasukan Afghanistan dengan 208 pesawat. Ini termasuk helikopter Black Hawk, helikopter scout attack, dan drone militer ScanEagle, pesawat serang ringan, hingga pesawat angkut militer. Namun, tidak semuanya tertinggal di Afghanistan.
Dalam sepekan terakhir, banyak dari pesawat itu digunakan oleh pilot Afghanistan untuk melarikan diri dari Taliban. Salah satu pejabat AS mengatakan bahwa antara 40-50 pesawat telah diterbangkan ke Uzbekistan oleh pilot Afghanistan yang mencari perlindungan.
Pejabat AS juga mengatakan bahwa mereka khawatir Taliban memiliki akses ke helikopter karena pesawat tersebut memiliki cara yang rumit untuk bisa diterbangkan oleh pilot tanpa pelatihan ekstensif.
Melansir ABC, pensiunan Jenderal Angkatan Darat AS Joseph Votel, yang mengawasi operasi militer AS di Afghanistan sebagai kepala Komando Pusat AS dari 2016 hingga 2019, mengatakan sebagian besar perangkat keras kelas atas yang dirampas oleh Taliban, termasuk pesawat, tidak dilengkapi dengan teknologi AS yang sensitif.
Senjata lainnya dan Kacamata Inframerah
Sejak tahun 2003, Amerika Serikat telah memberi pasukan Afghanistan setidaknya 600.000 senjata infanteri termasuk senapan serbu M16, M4, 80 ribu kendaraan militer, 162 ribu buah peralatan komunikasi, dan 16 ribu perangkat kacamata penglihatan inframerah untuk pengawasan malam hari (Night Goggles).
Berdasarkan foto yang beredar di media sosial, Taliban menunjukkan para pejuang militannya tengah menggembar-gemborkan senapan M4 dan M16, sistem senapan sniper M24, dan senapan mesin kaliber M2 .50, seperti dilansir Task and Purpose.
Votel mengatakan, senjata ringan yang disita oleh kelompok pemberontak seperti senapan mesin, mortir, serta artileri termasuk howitzer, dapat memberi keuntungan bagi Taliban untuk melakukan perlawanan yang dapat muncul di benteng bersejarah anti-Taliban, seperti di Lembah Panjshir, timur laut Kabul.
Bahkan baru-baru ini sebelum Taliban menduduki sebagian wilayah termasuk Ibu Kota Kabul, Kementerian Pertahanan AS disebut telah memasok tentara Afghanistan sebanyak 7.000 senapan mesin, 4.700 Humvee, dan lebih dari 20 ribu granat antara 2017-2019.
(rds/bac)