Tangis Ibu Dievakuasi ke AS: Anakku Masih di Afghanistan

CNN Indonesia
Selasa, 24 Agu 2021 14:46 WIB
Meski berhasil dievakuasi ke AS, seorang ibu Afghanistan mengaku sedih karena harus berpisah dengan anaknya di kampung halaman, di bawah bayang-bayang Taliban.
Ilustrasi. (AFP/Elise Blanchard)
Jakarta, CNN Indonesia --

Meski berhasil dievakuasi ke Amerika Serikat, seorang ibu Afghanistan mengaku amat sedih karena harus berpisah dengan anaknya yang masih di kampung halaman, di bawah cengkeraman Taliban.

Shima (30) benar-benar merasa kehilangan. Ia pun tersentak saat memajang foto kedua putrinya yang berusia 10 dan enam tahun, di ponselnya.

"Anak-anak saya di Afghanistan, dan saya di Amerika," katanya kepada wartawan tak lama setelah tiba di Bandara Internasional Dulles di Virginia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shima tiba di AS bersama suaminya. Namun, mereka tak sempat membawa serta putri-putrinya.

"Saya mati, mati. Saya mati," ucap Shima yang terlihat mulai menangis dan menutupi wajah dengan tangannya.

Berbeda dengan Shima, sejumlah pengungsi Afghanistan lainnya mengaku lega sudah tiba di AS. Salah satu dari mereka, Romal Haiderzada (27), mengucapkan terima kasih karena bisa mendapatkan visa khusus.

"Saya merasakan itu. Terima kasih," katanya, dikutip AFP, Selasa (24/8).

Menurut Haiderzada, banyak orang dapat dievakuasi dari Afghanistan ke Negeri Paman Sam lantaran mereka bekerja dengan tentara AS di Bagram, sebuah pangkalan militer AS di utara Kabul.

"Kami datang dari Kabul. Anda tahu situasinya tak begitu baik belakangan ini sejak Taliban datang. Karena itu, kami merasa tidak aman. Kami baru saja tiba di sini," katanya.

Sementara di Kabul, suasana masih kacau sejak Taliban menduduki istana kepresidenan pada Minggu (15/8) lalu.

Seorang laki-laki yang masih berada di Afghanistan, Jan, mengunjungi keluarganya dan mengatakan situasi di Bandara Kabul cukup berbahaya.

"Sangat ramai. Semua orang berusaha meninggalkan negara itu," ucapnya.

Sebanyak 48 ribu orang telah dievakuasi dari Kabul, sejak program evakuasi dimulai, demikian menurut salah satu pejabat Gedung Putih.

[Gambas:Video CNN]

Mereka yang dievakuasi termasuk warga AS dan ribuan warga Afghanistan yang bekerja untuk pasukan AS.

AS juga mengevakuasi orang yang berisiko mendapat balasan dari Taliban, seperti pekerja di komunitas internasional, organisasi non-pemerintah, hingga media.

Hingga kini, AS masih belum memutuskan akan memperpanjang kehadiran militer untuk menyelesaikan misi evakuasi itu atau tetap sesuai rencana awal, yakni tarik total pada 31 Agustus.

Meski demikian, Taliban sudah memperingatkan bahwa akan ada "konsekuensi" jika AS tak memenuhi tenggat waktu tersebut.

(isa/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER