Masalah-masalah Afghanistan kembali dikuasai Taliban masih menjadi pemberitaan yang ramai di kabar internasional hari ini.
Afghanistan mulai kehilangan perempuan-perempuan hebat termasuk masih ramah diikuti. Pengamat internasional yang menduga alasan Amerika Serikat tak lagi kunjungi Indonesia pun jadi pemberitaan yang hangat sejak kemarin.
Berikut rangkuman berita kilas internasional hari ini:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taliban menyatakan akan melarang warga Afghanistan meninggalkan negara itu. Taliban juga memperingatkan Amerika Serikat untuk menarik diri sesuai tenggat waktu pekan depan, di tengah meningkatnya operasi evakuasi negara-negara Barat.
Pengumuman ini muncul ketika seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa Presiden Joe Biden memutuskan untuk menarik diri hingga tenggat waktu 31 Agustus. Meskipun sekutu penting AS menyerukan perpanjangan untuk menerbangkan lebih banyak orang keluar Afghanistan.
Juru Bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan warga negara asing dapat melanjutkan perjalanan ke bandara Kabul. Sementara warga Afghanistan yang telah berkumpul di sana selama beberapa hari terakhir harus kembali ke rumah. Mereka tak akan menghadapi pembalasan dari penguasa baru negara itu.
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Pelita Harapan, Aleksius Jemadu, menilai Amerika Serikat kemungkinan menganggap Indonesia pragmatis. Anggapan itu kemungkinan yang bikin Wakil Presiden Kamala Harris memutuskan untuk tak ke RI dalam lawatannya ke Asia Tenggara pekan ini.
"Di mata AS mungkin Indonesia dilihat memanfaatkan rivalry (permusuhan) AS dan China untuk kepentingannya," ujar Aleksius saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (24/8).
Ia kemudian menjelaskan, "Jadi kalau dengan AS menguntungkan, akan dekat dengan AS. Kalau dengan China ada kemudahan, akan dekat dengan China, itu pragmatisnya."
Dengan dasar pemikiran itu, Aleksius melihat AS kemungkinan menganggap Indonesia akan sulit menjalani komitmen jangka panjang.
Afghanistan kehilangan kaum perempuan yang merupakan para penemu dan ahli di bidangnya setelah Taliban kembali menguasai negara itu.
Para perempuan hebat itu antaranya adalah sekumpulan remaja yang tergabung dalam tim ahli mekanik dan pembuat robot yang kini mengungsi ke Qatar. Melansir AP, mereka sempat mencuri perhatian di dunia atas kesuksesan menciptakan robot.
Para remaja yang rata-rata berusia 15-18 tahun itu bahkan telah membuat penemuan robotik yang telah dipatenkan. Hak paten itu termasuk robot pendeteksi ranjau darat dan ventilator berbiaya murah terbuat dari onderdil mobil.
(tim/bac)