Negara G7 Berikan Syarat Jika Taliban Ingin Berunding

CNN Indonesia
Rabu, 25 Agu 2021 20:50 WIB
Negara G7 sepakat meminta Taliban menjamin keamanan setiap warga Afghanistan yang ingin pergi dari negara itu.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. (AP/Toby Melville)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan negara anggota Kelompok Tujuh (G7) sepakat berurusan Taliban dengan syarat.

Johnson menuturkan syarat nomor satu yang harus dilakukan Taliban adalah mengizinkan warga Afghanistan yang ingin meninggalkan negara itu dengan aman, bahkan setelah batas waktu yang ditentukan pada 31 Agustus.

"Apa yang telah kami, G7, kerjakan hari ini adalah kami telah menyepakati tidak hanya pendekatan bersama untuk menangani evakuasi, tetapi juga peta jalan untuk untuk kami berhubungan dengan Taliban," kata Johnson usai memimpin rapat virtual G7 pada Selasa (24/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Syarat nomor 1 yang kami sepakati di antara negara G7 adalah mereka (Taliban) harus menjamin perjalanan yang aman bagi mereka yang ingin keluar (Afghanistan) hingga 31 Agustus dan seterusnya," papar Johnson menambahkan.

G7 adalah forum yang terdiri dari tujuh negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Mereka adalah AS, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Kanada.

Johnson menuturkan beberapa negara G7 tidak setuju dengan rencana tersebut, namun sejumlah negara lainnya berharap itu akan berhasil "karena G7 memiliki pengaruh yang sangat besar dalam ekonomi, diplomatik, dan politik."

Johnson merasa yakin nilai tawar G7 yang besar dapat mempengaruhi Taliban yang terus memperkuat cengkeraman kekuasaannya di Afghanistan usai menduduki Ibu Kota Kabul pada Minggu (15/8) lalu.

"Apa yang kami katakan adalah Afghanistan tidak bisa kembali menjadi tempat berkembang biak kelompok teror, Afghanistan tidak bisa menjadi negara sumber narkotik, anak perempuan harus dididik sampai usia 18 tahun," ujar Johnson seperti dikutip Reuters.

Dalam kesempatan itu, Johnson bungkam soal apakah G7 merasa frustrasi terhadap atas kebijakan AS dalam menangani krisis yang tengah terjadi di Afghanistan dan keengganan Presiden Joe Biden untuk memperpanjang waktu penarikan pasukan Negeri Paman Sam dari negara itu.

"Mari kita perjelas proses evakuasi yang sangat cepat ini sebenarnya sebenarnya keberhasilan yang sangat besar oleh militer. Kami yakin kami bisa mengevakuasi ribuan orang lagi. Tapi situasi di bandara Kabul tidak membaik, ini pemandangan yang mengerikan bagi mereka yang mencoba keluar," kata Johnson.

Dalam rapat yang sama, Presiden Biden mengatakan kepada para pemimpin negara G7 bahwa AS sedang berupaya menyelesaikan proses evakuasi hingga 31 Agustus mendatang.

[Gambas:Video CNN]

Tenggat waktu 31 Agustus diputuskan Biden beberapa bulan lalu saat setuju melanjutkan rencana pendahulunya, Presiden Donald Trump, untuk menarik sebagian besar pasukan AS dari Afghanistan.

Saat itu, Biden menginginkan proses penarikan pasukan AS dari Afghanistan selesai sebelum peringatan teror 11 September 2001.

Dengan kepelikan situasi di lapangan, banyak negara sekutu AS yang menyerukan AS memperpanjang tenggat waktu itu. Mereka menyatakan tidak sanggup menerbangkan semua warga Afghanistan yang ingin keluar sebelum batas waktu tersebut.

Sementara itu, Taliban telah memperingatkan AS untuk tidak menunda batas waktu penarikan pasukan. Jika AS melanggar, Taliban menyatakan akan memberikan konsekuensi.



(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER