Drone AS di Kabul Tewaskan 6 Anak, Termasuk Korban 2 Tahun

CNN Indonesia
Senin, 30 Agu 2021 12:24 WIB
Bocah dua tahun jadi korban termuda yang tewas dalam serangan udara AS yang menargetkan kelompok ISIS-K di Kabul.
Ilustrasi serangan AS di Kabul. (Foto: AP/Khwaja Tawfiq Sediqi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bocah dua tahun dilaporkan ikut tewas dalam serangan pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat yang menargetkan kelompok ISIS-K di Kabul, Afghanistan, pada Minggu (29/8).

Serangan kedua AS sejak teror Bandara Kabul itu dikabarkan menewaskan sembilan warga sipil dari satu keluarga, termasuk enam anak-anak dengan yang termuda berusia dua tahun.

Seorang saksi mata yang merupakan keluarga korban mengatakan kepada koresponden CNN bahwa kesembilan orang yang tewas itu terdiri dari Zamaray (40), Naseer (30), Zameer (20), Faisal (10), Farzad (9), Armin (4), Benyamin (3), Ayat (2), dan Sumaya (2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria tersebut menangis sembari mengatakan kepada jurnalis CNN itu bahwa mereka hanya keluarga sipil biasa yang tinggal di dekat AS melakukan serangan di Khaje Bughra.

"Kami bukan ISIS dan ini adalah rumah keluarga, di mana saudara-saudara saya tinggal bersama keluarganya," tutur pria itu.

Pusat Komando Militer AS (Centcom) mengatakan pihaknya menyadari bahwa ada laporan terkait "korban sipil" akibat serangan drone yang diklaim menewaskan "sejumlah pelaku bom Kabul" yang tengah merencanakan serangan lanjutan.

Centcom menuturkan tengah melakukan penyelidikan terhadap laporan tersebut.

Seorang pejabat senior AS kepada Associated Press menuturkan serangan itu dilakukan setelah mereka menerima laporan ada beberapa individu yang terlihat memindahkan bahan peledak ke salah satu kendaraan yang terletak di kompleks warga sipil dekat Bandara Kabul.

Militer AS lantas langsung meluncurkan drone ke kendaraan tersebut.

Centom mengatakan masih "menyelidiki hasil serangan ini, yang kami tahu menanggung ancaman ISIS-K yang akan terjadi di bandara."

AS menuturkan penghancuran kendaraan mengakibatkan "ledakan substansial dan kuat" karena menargetkan sejumlah besar bahan peledak yang tersimpan pada kendaraan tersebut.

"Ledakan sekunder mungkin telah menyebabkan korban tambahan. Tidak jelas apa yang mungkin terjadi dan kami sedang menyelidiki lebih lanjut," kata Centcom.

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER