Turki Tolak Pengungsi Afghanistan, Tak Sanggup Tambah Beban

CNN Indonesia
Rabu, 01 Sep 2021 04:40 WIB
Turki tak sanggup tampung pengungsi Afghanistan. (AP/Shekib Rahmani)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Turki mengatakan tak bisa lagi menanggung beban untuk menampung pengungsi baru dari Afghanistan, setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.

"Sebagai (pemerintah) Turki, kami sudah cukup melaksanakan tanggung jawab moral dan kemanusiaan menampung para migran," ujar Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu dalam konferensi pers bersama Menlu Jerman, Heiko Maas dikutip dari Reuters, Senin (30/8).

Cavusoglu juga mengatakan, "Tak mungkin bagi kami menampung beban pengungsi tambahan."

Pernyataan itu memperkuat kebijakan Turki yang khawatir dan tengah mengupayakan langkah-langkah untuk mengantisipasi gelombang migran baru dari Afghanistan.

Turki sejauh ini telah menampung 3,7 juta pengungsi Suriah, dan sekitar 300 ribu warga Afghanistan. Jumlah pengungsi Suriah di Turki menjadi populasi terbesar di dunia.

Demi membendung arus pengungsi, UE mencapai kesepakatan dengan Turki pada 2016 untuk menampung warga Suriah yang melarikan diri dengan imbalan miliaran euro untuk proyek pengungsi.

Cavusoglu mengatakan, Eropa serta negara regional akan terpengaruh jika migrasi dari Afghanistan berubah menjadi krisis.

Peristiwa yang terjadi di Afghanistan mengkhawatirkan sejumlah negara di Uni Eropa (UE) bahwa krisis pengungsi seperti pada tahun 2015 kemungkinan terulang.

Saat itu, nyaris setengah juta orang dari negara Timur Tengah melarikan diri ke Turki dan Yunani akibat perang dan kemiskinan. Negara itu sebagai tempat persinggahan sebelum pada akhirnya mereka melanjutkan perjalanan ke negara-negara kaya.

Jerman, melalui Maas, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Turki atas tawarannya untuk terus membantu menjalankan bandara Kabul usai penarikan pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Ia juga mengatakan Jerman siap mendukung operasional bandara yang akan dijalankan Turki, secara finansial dan teknis.

"Adalah kepentingan kami sendiri untuk memastikan bahwa keruntuhan Afghanistan tak mengacaukan seluruh kawasan," kata Mas dalam pernyataan resmi.

Diketahui Taliban telah meminta Turki untuk membantu operasional penerbangan sipil di bandara Afghanistan.

Maas dilaporkan tengah mengunjungi beberapa negara yang kemungkinan terkena dampak akibat krisis di Afghanistan, seperti Turki, Uzbekistan, Tajikistan, Pakistan dan Qatar.

Negara tetangga Turki, Yunani sudah menyelesaikan pemagaran dan sistem pengawasan sepanjang 40 km untuk mencegah pengungsi yang masih berhasil memasuki Turki dan mencoba menerobos Uni Eropa.

(isa/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK