Buya Syafii: Taliban Pernah Bawa 'Keping Neraka' ke Muka Bumi

CNN Indonesia
Sabtu, 04 Sep 2021 07:24 WIB
Buya Syafii Maarif sebut Indonesia jangan tergesa-gesa kerja sama dengan rezim Taliban. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Cendekiawan muslim Buya Syafii Maarif meminta pemerintah Indonesia tak tergesa-gesa menjalin hubungan diplomatik dengan Taliban yang kini menguasai Afghanistan.

Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah itu menyarankan agar Indonesia tak mudah termakan berbagai janji-janji Taliban.

Taliban sebelumnya berjanji akan meniadakan konflik, amnesti kepada mereka yang berseberangan, atau memuliakan kaum perempuan.

"Bagi saya begini, kita wait and see dulu. Kan katanya mau berubah, tapi kan belum tampak buktinya. Kita tunggu bukti dulu," kata Buya Syafii ditemui di kediamannya, Nogotirto, Gamping, Sleman, DIY, Jumat (3/9).

Memori atas kekejaman rezim militan ini sepanjang 1996-2001 masih melekat di benak Buya Syafii. Genosida hingga pengekangan peran perempuan yang terjadi sepanjang ideologi Taliban berkuasa semestinya jadi bahan pemikiran bagi pemerintah Indonesia.

"Tahun 1996-2001 itu parah sekali, parah sekali," ucapnya.

Di satu sisi, Buya Syafii meyakini mengubah ideologi tak akan semudah membalikkan telapak tangan.

"Berkuasa lima tahun itu Taliban membawa 'keping neraka' ke muka bumi. Semestinya kalau yang pakai (nama) Islam, membawa 'keping surga' ke muka bumi. Jangan dibalik-balik begitu. Orang yang tidak paham Islam itu menarik (kesimpulan) ini Islam, repot. Islam tidak seperti ini," lanjutnya tegas.

Sementara di saat negara-negara kuat seperti Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengambil langkah keras, China dan Rusia justru mempertontonkan kemesraannya terhadap Taliban. Buya Syafii beranggapan kedua negara ini menyimpan maksud lain.

"Kalau Rusia dan China saya rasa itu dalam rangka melecehkan Amerika, lebih banyak ke sana saya lihat. Karena walaupun Uni Soviet hancur, tapi antara Rusia dan Amerika perang dingin diam-diam masih ada, walaupun secara resmi sudah tidak. Tapi itu mereka berlomba-lomba merebut ekonomi dunia," sebut Buya Syafii.

Tak kalah penting, kata Buya, Indonesia harus mewaspadai euforia kemenangan Taliban dan dampaknya pada kegiatan terorisme di Tanah Air.

"Tentunya yang beraliran keras ini gembira toh, kita lihat saja. Indonesia harus waspada. Terorisme itu musuh-musuh kemanusiaan. Walaupun mengatasnamakan agama dan Tuhan, itu jelas pembajakan terhadap agama dan Tuhan. Apa pun mereka, komat-kamit membaca dzikir, seperti itu nggak bisa dipercaya," ucapnya.

(kum/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK