Topan Chanthu mendarat di ujung utara Filipina pada hari Sabtu (11/9). Topan ini membawa angin perusak dan hujan lebat ke kepulauan itu.
Biro Cuaca Filipina, PAGASA menyampaikan Chanthu mendarat di permukaan pulau Batanes sekitar pukul 08:30 waktu setempat. Pendaratan ini membuat mereka mengeluarkan peringatan Sinyal 4 untuk daerah Batanes, yang berarti angin topan yang datang berkekuatan sangat merusak.
Sementara itu, wilayah lain Filipina, yakni bagian timur laut Kepulauan Babuyan, berada dalam peringatan Sinyal 3 saat topan itu mendarat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir CNN, daerah yang terdampak juga terancam akan bencana hujan deras dan gelombang badai. Tak hanya itu, daerah tersebut juga terancam akan bencana tanah longsor.
Setelah melanda Filipina, topan ini diprediksi bergerak ke Taiwan pada Sabtu. Pihak berwenang kemudian mengeluarkan peringatan ancaman topan di laut maupun darat untuk Pingtung Selatan dan Kabupaten Taitung.
Biro Cuaca Pusat Taiwan sendiri menurunkan status topan Chanthu menjadi topan sedang. Mereka menyampaikan topan ini mengalami penurunan kekuatan ketika ia melewati Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina, dilansir Reuters.
Selain itu, diperkirakan topan Chantu akan berhenti di wilayah lepas pantai Shanghai pada hari Senin atau Selasa. Pemberhentian itu dapat membawa hujan lebat dan banjir ke wilayah Taiwan.
Pusat Peringatan Topan Bersama (JTWC) menyampaikan bahwa topan Chanthu terbentuk pada 6 September 2021. Topan ini merupakan topan kedua yang memperoleh predikat ekstrem setelah topan Surigae yang terjadi pada bulan April lalu.
Chanthu, yang dikenal sebagai Kiko di Filipina, merupakan salah satu badai terkuat tahun ini, dengan kecepatan angin 260 kph (160 mph) sebelum mendarat - kekuatannya setara dengan badai Atlantik Kategori 5.