Rudal yang diluncurkan Korea Utara pada Rabu (15/9) ternyata dilontarkan dari kereta. Sistem rudal tersebut khusus dirancang untuk menangkal berbagai serangan terhadap Korut.
"Sistem rudal yang dibawa kereta api berfungsi sebagai sarana serangan balik yang efisien, yang mampu memberikan pukulan multi kepada pasukan yang mengancam," kata salah satu pejabat Korea Utara, Pak Jong Chon, Kamis (16/9).
Seperti dilansir Reuters, rudal itu terbang 800 kilometer sebelum mengenai target di laut lepas pantai timur Korea Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto-foto yang beredar menunjukkan rudal hijau itu melesat di antara asap yang mengepul di atap kereta. Kereta itu sendiri berada di sebuah perlintasan di daerah pegunungan.
Pak mengatakan bahwa Korut berencana memperbesar resimen rudal kereta api ini hingga setara satu brigade dalam waktu dekat.
Tak hanya itu, ia juga mengatakan Korut akan menggelar pelatihan agar tim punya pengalaman operasional di perang yang sebenarnya.
Tentara, sambung Pak, harus menyiapkan rencana taktis untuk menggunakan sistem ini di berbagai bagian negara.
Salah satu pengamat dari Federasi Ilmuwan, Amerika Serikat, Adam Mount, menganggap rudal dari kereta merupakan pilihan relatif murah bagi negara yang ingin meningkatkan kemampuan kekuatan nuklir mereka.
"Rusia melakukannya. AS mempertimbangkannya. Sangat masuk akal bagi Korea Utara (melakukannya)," katanya di Twitter.
Namun, pengamat dari Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS, Ankit Panda, justru melihat hal sebaliknya.
"Ini tidak terlalu hemat biaya (terutama untuk negara dengan sumber daya terbatas) dan jauh lebih kompleks secara operasional daripada kekuatan yang lebih minim dan terintegrasi secara vertikal," kata Panda di Twitter.
(isa/has)