Peneliti di Jepang akhirnya mengidentifikasi virus misterius yang menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit beberapa tahun belakangan. Virus Yezo itu menginfeksi manusia lewat gigitan kutu.
"Setidaknya tujuh orang telah terinfeksi virus baru ini di Jepang sejak 2014. Namun, sejauh ini, tidak ada kematian yang dikonfirmasi," ujar ahli virologi di Institut Internasional untuk Pengendalian Zoonosis di Universitas Hokkaido, Keita Matsuno, seperti dikutip Newsweek pada Selasa (5/10).
Menurut Matsuno, virus yang ditularkan melalui gigitan kutu itu menyebabkan penyakit dengan gejala meliputi demam, penurunan trombosit, dan sel darah putih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Virus Yezo pertama kali ditemukan ketika seorang pria berusia 41 tahun dirawat di rumah sakit karena demam dan nyeri kaki usai digigit arthropoda yang diyakini sebagai kutu, pada 2019 lalu.
"Pada pertengahan Mei 2019, ia mengunjungi kawasan hutan di dekat Sapporo selama kurang lebih 4 jam," kata para peneliti.
Keesokan harinya, pria itu melihat dan mengeluarkan arthropoda yang menempel di perut kanannya. Empat hari setelah mengunjungi hutan, dia mengalami demam lebih dari 39 derajat Celcius, diikuti dengan gangguan berjalan dan nyeri kaki.
"Setelah demam berlanjut selama 4 hari, dia dirawat di rumah sakit kami dengan suhu 38,9 derajat Celcius. Saat diperiksa, semua gejala negatif kecuali demam, kehilangan nafsu makan, dan nyeri ekstrem," demikian laporan para peneliti itu.
Sebagaimana dilansir Sci-News, Jepang kemudian mendeteksi pasien kedua. Ia mengalami gejala yang sama setelah digigit kutu pada 2020.
Menurut para ilmuwan, pasien merupakan seorang pria berusia 59 tahun yang sebelumnya sehat tanpa riwayat medis. Pria itu tinggal di Sapporo, Hokkaido.
Pada pertengahan Juli 2020, dia mendaki gunung dekat Sapporo. Selama pendakian, ia digigit serangga tak dikenal di kaki bagian bawahnya. Serangga itu menempel selama 30 menit.
Selama 9 hari pendakian, kesehatan dia masih normal, walau kehilangan nafsu makan. Di hari ke-17, ia mengalami demam hingga 37,4 derajat Celcius.
Analisis genetik virus dari sampel darah kedua pasien mengungkapkan jenis baru orthonairovirus. Jenis itu paling dekat dengan virus Sulina yang terdeteksi di Rumania dan virus Tamdy di Uzbekistan.
Hasil penemuan dari sampel darah menunjukkan pasien yang terinfeksi virus Yezo mengalami demam tinggi, penurunan trombosit, dan sel darah putih. Pasien-pasien juga menunjukkan tanda-tanda fungsi hati yang tidak seperti biasanya.
Tim juga melakukan penelitian untuk menentukan kemungkinan sumber virus. Mereka menyaring sampel yang dikumpulkan dari hewan liar di daerah itu antara 2010 dan 2020.
Mereka menemukan antibodi untuk virus di rusa sika Hokkaido dan rakun. Mereka juga menemukan RNA virus pada tiga spesies kutu utama di Hokkaido.
"Virus Yezo tampaknya telah menyebar di Hokkaido dan kemungkinan besar virus tersebut menyebabkan penyakit ketika ditularkan ke manusia dari hewan melalui kutu," kata Matsuno.
Meski virus itu tidak menyebabkan kematian, Matsuno menyarankan pengujian di luar Hokkaido dan rumah sakit di seluruh Jepang.
"Kemungkinan besar penyakit itu ditemukan di luar Hokkaido, jadi kami perlu segera menyelidiki penyebarannya," katanya.
(isa/has)