Jakarta, CNN Indonesia --
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menuai pujian dari panelis asing dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia COP26 di Glasgow, Skotlandia. Ridwan Kamil dinilai berhasil dalam upaya memulihkan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Dalam kesempatan Panel Dialogue, Scaling Up Governance and Collaborative Actions in Combinating Marine Plastic Litter Towards Climate Actions in Indonesia Ridwan Kamil memaparkan kemajuan penanganan Sungai Citarum dan upaya penanganan sampah di Jawa Barat.
Mendengarkan apa yang disampaikan Ridwan Kamil, Member of Management Committee KfW Development Bank, Stephan Opitz menilai bahwa Ridwan Kamil merupakan sosok pemimpin yang sesungguhnya lantaran mampu menanggulangi kerusakan lingkungan yang terjadi di DAS Citarum.
"Bagi saya apa yang Anda (Ridwan Kamil) lakukan di Jawa Barat sangat mengesankan. Ini menunjukkan kemampuan kepemimpinan politik Anda bisa mengintegrasikan seluruh stakeholders yang berbeda lewat pendekatan pentaheliks," ungkap Stephan Opitz di acara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, Stephan menilai apa yang diupayakan Gubernur Jawa Barat tersebut bukanlah hal yang mudah. KfW sendiri merupakan bank pembangunan Jerman yang memiliki perhatian memberikan donor terhadap kawasan-kawasan lingkungan yang tercemar akibat sampah dan limbah lainnya seperti yang terjadi pada Sungai Citarum.
Di Kesempatan yang sama, Director of Global Plastic Action Partnership yang juga bertindak sebagai moderator dalam acara tersebut, Kristen Hughes menyampaikan pendapatnya bahwa Ridwan Kamil adalah sosok pemimpin yang luar biasa, ambisius dalam hal positif, dan inspirator yang baik untuk Indonesia. Sebab menurutnya, dengan sistem penanganan pentaheliks menjadikan progress Citarum menjadi sangat baik.
"Ada investasi yang luar biasa di sana, banyak strategi yang bagus, dengan multistakeholders yaitu pemerintah, _society_, komunitas, dan semua bekerja bersama untuk berfokus pada sungai untuk jangka waktu yang lama. Apa yang akan terjadi dalam jangka waktu pendek dan juga untuk 50 tahun ke depan," tuturnya.
Selain itu, Kristen Hughes juga mengapresiasi Presiden Indonesia yang sudah menerbitkan Perpres dan peraturan lainnya terkait dengan keberlanjutan program dan green development di Indonesia. Sehingga, dirinya antusias pada tahun 2028 akan ada national plastic action partnership dan Indonesia menjadi negara pertama yang mengambil langkah maju.
"Kami sangat tertarik untuk melanjutkan kerjasama ini. Tak hanya hanya di Indonesia, Asia Tenggara, tapi juga di seluruh planet. Jadi salut untuk Indonesia yang telah memberikan yang terbaik kami tak sabar untuk melihat perkembangannya ke beberapa tahun ke depan," katanya.
Dalam pemaparannya, Ridwan Kamil menjelaskan bagaimana penanganan penguangan sampah plastic di sungai serta pencegahan sampah plastic sampai ke laut. Komandan Satgas Citarum Harum itu menyatakan dirinya mendapatkan tantangan besar menjadikan Citarum yang awalnya merupakan sungai terkotor menjadi sungai terbersih dalam kurung waktu tuju tahun atau hingga 2025 mendatang. Sebagaimana yang terjadi, beragam masalah muncul dari Citarum, mulai dari limbah domestic, limbah industri dan alih fungsi lahan serta minimnya kepemimpinan atau political will.
"Saya terima tantangan itu dan berkoordinasi serta berkolaborasi dengan semua stakeholders di Jawa Barat. Setelah tiga tahun, sekarang kondisi sungai mengalami perubahan diantaranya ikan-ikan kembali dapat berkembang lagi karena kualitas air yang membaik," ujar Ridwan
(osc)
[Gambas:Video CNN]