Kejadian langka terjadi dalam hubungan dua negara serumpun yang terlibat konflik berdasawarsa, Korea Utara dan Korea Selatan pada akhir pekan ini.
Seorang warga Korea Selatan dilaporkan membelot ke Korea Utara dengan menembus perbatasan yang dijaga sangat ketat. Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel menyatakan pihaknya mendeteksi pergerakan warga tersebut pada Sabtu (1/1) pukul 21.20 waktu setempat di bagian timur zona demiliterisasi.
"Kami mendapat kepastian bahwa orang tersebut menyeberangi perbatasan Jalur Demarkasi Militer pada sekitar pukul 22.40 dan membelot ke (Korea) Utara," demikian pernyataan JCS seperti dikutip dari Reuters, Minggu (2/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JCS tidak bisa memastikan apakah orang tersebut berada dalam keadaan hidup, namun telah mengirimkan pemberitahuan kepada Korut melalui saluran khusus militer agar mereka melakukan pengamanan.
Sebagai informasi, aksi melintasi perbatasan dua negara itu merupakan tindakan ilegal. Apalagi, Korea Utara sedang menerapkan langkah-langkah tegas dalam menangani penyebaran virus corona. Korut sejak awal 2020 telah menutup wilayah-wilayah perbatasannya kendati belum mengungkapkan ada kasus infeksi virus tersebut.
Pada Juli lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan memberlakukan status darurat nasional dan menutup sebuah kota di perbatasan.
Penutupan dilakukan setelah seorang pembelot asal Korut, yang ia katakan memiliki gejala Covid-19, secara ilegal melintasi perbatasan secara ilegal dari Korsel ke Korut.
Korut sendiri telah memperpanjang pemberlakuan karantina wilayah atau lockdown serta pembatasan pergerakan antarprovinsi. Langkah itu membuat jumlah warga Korea Utara pembelot yang tiba di Korsel tercatat paling rendah dalam sejarah.
Di satu sisi, hubungan antara Korut dan Korsel kembali suram setelah perundingan dengan AS soal pelucutan senjata nuklir mengalami kebuntuan pada 2019 silam.