Gegara Medsos, Pria China Bertemu Ibunda Lagi Usai 33 Tahun Diculik

CNN Indonesia
Rabu, 05 Jan 2022 03:10 WIB
Pria di China bersatu lagi dengan orang tuanya setelah berhasil mengingat gambaran desa asalnya setelah selama 33 tahun diculik.
Ilustrasi. Pria di China bersatu lagi dengan orang tuanya setelah berhasil mengingat gambaran desa asalnya setelah selama 33 tahun diculik. (Foto: REUTERS/CARLOS GARCIA RAWLINS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang pria di China akhirnya dapat melihat lagi sosok ibunda dan keluarga setelah menjadi korban penculikan dan perdagangan anak pada 33 tahun silam.

Li Jingwei terpaksa berpisah dari ibu dan keluarganya ketika berusia empat tahun setelah diculik oleh seorang pria yang berasal dari desanya sendiri di barat daya provinsi Yunnan pada 1988 lalu.

Sejak diculik, Li Jingwei tinggal dengan keluarga lain di provinsi Henan tengah. Saat itu, Li menyadari dia telah dipisahkan dari keluarganya, namun dia tak memiliki kuasa untuk kembali karena tak bisa mengingat nama lahir, nama orang tua, atau nama desa tempat dia berasal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Li selalu ingat seperti apa desa tempat dia dilahirkan. Dari mulai bentuk pepohonannya, sapi yang kerap merumput, jalanan berbelok hingga sungai yang mengalir di desanys. Dia bahkan ingat sawah dan kolam yang ada di dekat rumahnya.

Sebagai seorang anak, setiap kali merindukan rumahnya Li akan menggambar semua ingatan itu di sebuah kertas. Setelah beranjak dewasa, Li tetap tak bisa melupakan desa dan keluarga aslinya.

Dia pun berusaha mencari keluarganya dengan cara menggambar peta desa sesuai dengan gambaran yang diingatnya dan mengunggahnya ke media sosial.

"Bertahun-tahun telah berlalu, saya tidak tahu apakah ada anggota keluarga yang mencari saya. Saya ingin melihat orang tua kandung saya selagi mereka masih di sini," kata Li seperti dikutip dari CNN.

Foto yang dibagikan Li menarik perhatian Kementerian Keamanan Publik yang terlibat dalam penyelidikan berbagai kasus penculikan di masa lalu. Tak berapa lama, pihak berwenang berhasil menemukan ibu kandung Li di kota Zhaotong, Yunnan.

Li dan sang ibu kemudian melakukan tes DNA untuk membandingkan dan mengonfirmasi hubungan ibu-anak itu pada 28 Desember lalu. Setelah pencocokan DNA, Li melakukan panggilan video dengan ibunya dan langsung mengenalinya.

"Ibuku dan aku memiliki bibir yang sama, bahkan gigiku," katanya.

Pada pagi hari, tepat 1 Januari 2022, mereka dipertemukan kembali di sebuah kantor polisi di Henan.

Video reuni Li dan sang ibu dibagikan secara luas oleh media pemerintah dan media sosial. Dalam video itu, Li terlihat jatuh ke kaki ibunya dan menangis, dikelilingi oleh anggota keluarga kandungnya yang lain.

"Saya akhirnya menemukan bayi saya," kata ibu Li.

Li sekarang berencana menghabiskan Tahun Baru Imlek di bulan Februari bersama ibunya dan kembali ke Yunnan untuk mengunjungi makam ayah kandungnya.

Penculikan anak marak terjadi di China. Banyak keluarga di negara itu, terutama yang berada di daerah pedesaan, secara tradisional memandang anak laki-laki lebih mampu memberikan dan melanjutkan garis keluarga.

Kultur tersebut mendorong penjualan bayi laki-laki yang marak terjadi di Negeri Tirai Bambu. Hal ini pun mendorong banyak keluarga rela menukarkan bayi perempuan mereka untuk diadopsi.

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi, media sosial, dan departemen kepolisian yang didedikasikan untuk masalah ini membantu sejumlah korban penculikan untuk bersatu kembali dengan keluarga kandung mereka.



(tst/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER