Amerika Serikat mengecam dugaan peluncuran rudal balistik Korea Utara hari ini, Rabu (5/1). Mereka mendesak agar Pyongyang melakukan dialog.
"Peluncuran ini melanggar sejumlah Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menimbulkan ancaman negara tetangga Korea Utara dan komunitas internasional," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dalam pernyataan resmi, dikutip AFP.
Jubir itu kemudian melanjutkan, "Kami tetap berkomitmen menggunakan pendekatan diplomatik terhadap Korea Utara dan meminta mereka untuk terlibat dalam dialog."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum Amerika Serikat, Jepang, dan Korsel lebih dulu merespons akan tindakan Pyongyang.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, mengira proyektil yang ditembakkan Korut merupakan rudal balistik di laut timur.
Tokyo kemudian meminta awal kapal di sekitar wilayah itu, menjauh dari objek yang tak dikenal tersebut.
"Kemungkinan peluncuran rudal balistik. Sangat disayangkan Korea Utara meluncurkan rudal sejak tahun lalu," kata Kishida.
Pemerintah, sambungnya, akan terus menyelidiki peluncuran proyektil tersebut, termasuk apakah menerobos zona eksklusif ekonomi Jepang atau tidak.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in meminta meminta Korea Utara melakukan upaya dialog secara lebih sungguh-sungguh.
"Pagi ini, Korea Utara melakukan uji coba proyektil jarak pendek yang tak teridentifikasi. Karena ini lah, ada kekhawatiran ketegangan akan meningkat dan kebuntuan hubungan antar-Korea bisa semakin runcing," kata Moon dikutip Yonhap.
Namun untuk mengatasi situasi ini, Moon mengaku Korsel tidak boleh menyerah pada dialog.
"Korea Utara juga harus berupaya dengan cara yang lebih sungguh-sungguh," tegas Moon.