Taiwan telah mendeportasi warga China yang masuk secara ilegal ke pulau itu untuk pertama kali selama lebih dari setahun mulai Rabu (5/1).
Badan Imigrasi Nasional mengatakan, 21 warga China yang masuk ke Taiwan secara ilegal masuk dalam daftar deportasi. Namun, lembaga itu menolak memberikan rincian tambahan demi memastikan operasi yang lancar dan aman.
Menurut laporan media United Daily News dikutip AFP, para warga AS itu akan diterbangkan dalam empat kelompok mulai Rabu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu di antara mereka yang dikembalikan ke China adalah orang yang berhasil menyeberangi Selat Taiwan dengan perahu karet pada Mei lalu.
Pemerintah Taiwan mengatakan, tindakan itu merupakan deportasi terbaru sejak November 2020.
"Proses ini punya arti positif terkait pertukaran yang normal dan teratur antara kedua belah pihak," ujar Dewan Urusan Daratan, badan tertinggi Taiwan yang menangani hubungan China.
Pengumuman deportasi itu muncul usai China mengembalikan tersangka pembunuhan yang berkewarganegaraan Taiwan di bawah kesepakatan 2009. Kesepakatan itu tercapai saat hubungan Taiwan dan Beijing tengah hangat.
Polisi dari kedua belah pihak secara rutin mengembalikan buronan ke wilayah masing-masing berdasarkan perjanjian 2009.
Namun, deportasi semakin jarang terjadi sejak Taiwan dipimpin Presiden Tsai Ing-wen pada 2016.
Setelah di bawah kendali Ing-wen, ketegangan antara China dan Taiwan terus meningkat. Ia bersikeras ingin memerdekakan diri, sementara Beijing terus menganggap pulau itu bagian dari kedaulatannya.
China bahkan akan melakukan segala cara untuk mempertahankan Taiwan sebagai wilayahnya. Tercatat, pemerintahan Xi Jinping kerap mengerahkan pesawat militer ke zona wilayah pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.