Pengadilan Junta Myanmar Bacakan Vonis Suu Kyi Hari Ini

CNN Indonesia
Senin, 10 Jan 2022 09:40 WIB
Pengadilan Myanmar akan membacakan vonis terhadap Aung San Suu Kyi dalam kasus dugaan  kepemilikan walkie-talkie ilegal, Senin (10/1) ini.
Pengadilan junta Myanmar akan membacakan vonis lagi terhadap Aung San Suu Kyi. (REUTERS/POOL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengadilan Myanmar akan membacakan vonis terhadap pemimpin yang dikudeta, Aung San Suu Kyi, dalam kasus dugaan impor dan kepemilikan walkie-talkie secara ilegal yang sempat tertunda, Senin (10/1) ini.

Wartawan dilarang menghadiri sidang dalam pembacaan vonis itu dan pengacara Suu Kyi dilarang berbicara kepada media.

Tuduhan soal walkie-talkie bermula ketika militer menggerebek rumahnya saat kudeta. Mereka menemukan diduga peralatan selundupan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun saat pemeriksaan di pengadilan, anggota yang melakukan penggeledahan rumah Suu Kyi tak punya surat perintah penggerebekan.

Jika terbukti bersalah terkait dakwaan impor walkie-talkie ilegal, Suu Kyi akan menghadapi hukuman maksimal enam tahun penjara.

Seorang peneliti di Human Right Watch, Manny Maung, mengatakan hukuman terbaru akan memperuncing ketidakpuasan publik Myanmar.

"Pengumuman hukuman terakhirnya membuat satu hari media sosial di Myanmar gempar, dang sangat membuat marah publik," kata Manny Maung kepada AFP.

Manny Maung kemudian berujar, "Militer menghitung ini sebagai taktik ketakutan tapi hanya membuat lebih banyak kemarahan masyarakat."

Pada Desember lalu, pengadilan memberikan hukuman empat tahun penjara karena tuduhan melanggar aturan Covid-19 saat kampanye.

Namun, kepala junta Min Aung Hlaing, memangkas hukuman menjadi dua tahun. Ia juga mengatakan, Suu Kyi bisa menjalani hukuman di bawah rumah di Naypyidaw.

Selain putusan tersebut, Suu Kyi juga menghadapi beberapa tuduhan korupsi dan melanggar undang-undang rahasia resmi. Jika terbukti bersalah, ia akan dijatuhi hukuman 15 tahun atas masing-masing kasus.

November lalu, Suu Kyi dan 15 pejabat lain termasuk Presiden Win Myint, didakwa dengan dugaan kecurangan Pemilu 2020.

Myanmar tengah mengalami krisis politik dan kemanusiaan sejak militer melancarkan kudeta pada 1 Februari lalu. Mereka menahan para petinggi negara termasuk presiden dan Suu Kyi.

Militer juga menangkap warga sipil yang menentang kekuasaan, bahkan tak segan untuk membunuh mereka.

Hingga kini total korban tewas sejak kudeta mencapai 1.447 orang, dan 11.421 ditangkap.



(afp/isa/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER