Citra satelit terbaru memperlihatkan Rusia mengerahkan pasukan besar-besaran ke Belarus yang berbatasan langsung dengan Ukraina. Pengerahan pasukan itu disebut yang terbesar sejak Perang Dingin.
Pengerahan pasukan besar-besaran ini terpantau melalui citra satelit perusahaan swasta asal Amerika Serikat, Maxar Technologies, yang dirilis pada Minggu (6/2).
Dalam citra satelit itu terlihat unit-unit militer yang dilengkapi dengan rudal, pelontar roket, dan jet penyerang. Unit militer itu dikerahkan di tiga lokasi yang berdekatan dengan perbatasan Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maxar menjabarkan, citra satelit mereka menangkap pengerahan alutsista di Yelsk, Rechitsa, dan Luninets pada 4 Februari lalu. Ketiga lokasi itu hanya berjarak sekitar 50 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Satelit Maxar itu menangkap citra alutsisa yang teridentifikasi di ketiga lokasi tersebut, yaitu 15 jet serangan darat Su-25 dan sistem pertahanan udara S-400 di pangkalan udara Luninents, juga Rudal SS26 dan sejumlah pelontar roket di dekat Yelsk.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan bahwa pengerahan pasukan Rusia ke Belarus ini merupakan yang terbesar di kawasan itu sejak Perang Dingin.
Reuters tak dapat mengonfirmasi langsung keabsahan citra satelit tersebut. Namun, Rusia dan Belarus memang bakal menggelar latihan militer bersama bertajuk Union Resolve pada 10-20 Februari.
Pada Sabtu (5/2), Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka sudah mengirimkan sistem rudal S-400 dan pesawat Su-25 untuk dipakai dalam latihan gabungan dengan Belarus.
Latihan gabungan Rusia dan Belarus ini digelar di tengah ketegangan antara Moskow dan negara anggota NATO, terutama Amerika Serikat.
Ketika Rusia mempersiapkan latihan ini, AS juga mengirimkan 3.000 pasukan mereka ke tiga negara anggota NATO yang berbatasan dengan Ukraina.
Ketegangan ini sebenarnya bermula ketika Rusia menyiagakan sekitar 100 ribu tentara di perbatasan Ukraina. AS mengklaim punya bukti bahwa Rusia siap menyerang Ukraina kapan pun.
Rusia membantah klaim tersebut. Putin menegaskan bahwa Rusia mengerahkan pasukan ke perbatasan Ukraina justru karena terancam dengan pergerakan NATO.
Menurut Putin, AS ingin menggiring Rusia masuk ke dalam situasi perang dengan retorika-retorika mengenai Ukraina ini.
"Ukraina hanya alat untuk mencapai tujuan itu," ucap Putin.
Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, John Kirby, memastikan bahwa negaranya tak mengirimkan pasukan untuk bertempur di Ukraina, yang bukan merupakan anggota NATO.
Namun, Putin tetap khawatir Ukraina akan masuk NATO di masa depan. Jika terjadi, maka ancaman NATO terhadap Rusia akan semakin besar.
(has)