Korsel Setop Tes dan Tracing Covid Besar-besaran usai Banjir Omicron

CNN Indonesia
Rabu, 09 Feb 2022 18:36 WIB
Korea Selatan menghentikan program tes dan tracing Covid-19 besar-besaran usai 'kebanjiran' kasus infeksi virus corona varian Omicron belakangan ini. (AP/Ahn Young-joon)
Jakarta, CNN Indonesia --

Korea Selatan menghentikan program tes dan tracing Covid-19 besar-besaran usai 'kebanjiran' kasus infeksi virus corona varian Omicron belakangan ini.

Pejabat Senior Kesehatan Korsel, Sohn Young-rae, mengatakan bahwa strategi tersebut saat ini sulit dilakukan mengingat keterbatasan sumber daya.

"Dan menghabiskan ongkos sosial dan ekonomi yang terlalu tinggi," kata Sohn, sebagaimana dikutip AFP, Rabu (9/2).

Dengan keputusan ini, Korsel bakal meninggalkan salah satu program pencegahan Covid-19 yang sempat disanjung dunia sejak diterapkan pada 2020 lalu.

Sebelum aturan baru ini diterapkan, Korsel dipuji karena terus melakukan tes dan tracing ketat jika menemukan kasus Covid-19, sehingga penyebaran tak terlalu luas.

Kini, Korsel mengalami lonjakan kasus Covid-19 akibat Omicron. Pada Selasa (8/2), Korsel mencetak rekor dengan 49.567 kasus Covid. Angka ini meningkat dua kali lipat dalam waktu kurang dari sepekan.

Pejabat Kesehatan memprediksi, kasus harian di Korsel akan mencapai 170 ribu kasus pada akhir Februari ini akibat kehadiran virus corona varian Omicron.

Varian itu memang disebut-sebut lebih cepat menular. Namun, gejala yang ditimbulkan akibat terinfeksi Omicron rata-rata lebih ringan ketimbang varian lain.

Korsel pun mengubah arah kebijakan pencegahan Covid-19. Mereka akan mengerahkan sumber daya untuk fokus ke kelompok yang paling rentan.

Mereka akan memprioritaskan diagnosis dan perawatan untuk kelompok berisiko tinggi. Korsel juga akan memprioritaskan tes Covid-10 bagi orang yang berusia 60 tahun ke atas.

"Mencegah sistem medis runtuh dan fungsi sosial dan ekonomi yang memburuk," kata Sohn.

Sebelumnya, warga Korsel yang dites dan hasilnya positif akan menjalani karantina di fasilitas yang disediakan pemerintah. Namun kali ini, pasien yang tanpa gejala diminta untuk tinggal di rumah.

Sejauh ini total kasus Covid-19 1,13 juta dan 6.943 kematian.

Sementara itu, jumlah penduduk yang baru menerima satu dosis vaksin tercatat 86,3 persen, adapun yang divaksin lengkap mencapai 85,3 persen, dan yang sudah mendapat vaksin booster 54,4 persen.

(isa/has)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK