Latihan Militer Rusia-Belarusia Berlanjut, Diduga untuk Tekan Ukraina
Rusia dan Belarusia memperpanjang latihan militer yang semula dijadwalkan akan berakhir pada Minggu (20/2).
Seperti dilansir dari Reuters, langkah itu dinilai menambah tekanan pada Ukraina ketika para pemimpin Barat memperingatkan tentang invasi segera oleh Rusia.
Kementerian Pertahanan Belarusia mengatakan keputusan memperpanjang latihan militer itu diambil karena "berkaitan dengan meningkatnya aktivitas militer di dekat perbatasan negaranya dan Rusia akibat ketegangan yang meningkat di wilayah Donbass, Ukraina timur.
Sementara itu, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan Rusia memiliki sekitar 30.000 tentara di Belarusia, dan dapat menggunakan mereka sebagai bagian dari kekuatan invasi untuk menyerang Ukraina. Di satu sisi, Moskow membantah memiliki maksud yang demikian.
Lihat Juga : |
Di Ukraina, beberapa ledakan terdengar di pusat kota Donetsk di bagian timur wilayah Donbass yang dikendalikan kelompok milisi pro Rusia. Sebelumnya, baku tembak terjadi di wilayah itu. Penembakan terjadi selama beberapa hari di Ukraina timur yang sebagian besar dikuasai kelompok milisi yang diklaim disokong Rusia.
Pada Sabtu (19/2) lalu, akibat baku tembak itu setidaknya dua tentara Ukraina dilaporkan tewas dan empat lainnya terluka pada Sabtu.
Milisi di salah satu wilayah pemberontak, Luhansk, mengatakan pada Minggu bahwa dua warga sipil telah tewas dan lima gedung rusak akibat penembakan oleh militer Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Sabtu laporan yang mengatakan bahwa tentaranya telah menembaki pemberontak "benar-benar kebohongan".
Insiden-insiden itu terjadi setelah Rusia mengerahkan tentara -jumlahnya diperkirakan oleh Barat mencapai 150.000 atau lebih- ke bagian utara, timur dan selatan negara itu.
Rusia telah membantah akan menyerang Ukraina, meskipun tentaranya telah dikerahkan.
Di satu sisi, para menteri luar negeri kelompok negara kaya G7 mengatakan pada Sabtu mereka tidak melihat bukti bahwa Rusia sedang mengurangi aktivitas militernya di wilayah itu. Mereka mengaku masih sangat prihatin dengan situasinya.
Sebagai informasi, Rusia memerintahkan pengerahan militer beberapa bulan lalu sembari menuntut NATO untuk tidak menerima Ukraina sebagai anggota. Moskow mengatakan peringatan Barat tentang rencana Rusia menyerang Ukraina adalah sebuah pernyataan yang berlebihan dan berbahaya.
Kendati demikian, Rusia telah memperingatkan tentang adanya tindakan militer jika tuntutan mereka--termasuk penarikan mundur NATO di Eropa Timur--tidak dipenuhi.