Sejumlah anggota DPR mendesak pemerintah menyiapkan rencana evakuasi lebih dari seratus warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Ukraina karena situasi di negara itu memanas akibat invasi Rusia.
Anggota Komisi I DPR dari fraksi Partai Golkar, Christina Aryani, mengatakan bahwa ia sudah terus berkomunikasi dengan Kedutaan Besar RI di Kiev untuk memantau keadaan 148 WNI di Ukraina.
"Kami berkomunikasi intensif dengan dubes kita di KBRI Kiev, Ukraina, untuk memastikan pemerintah memiliki rencana kontinjensi evakuasi bagi 148 WNI kita di sana," kata dia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga berkata, "Keselamatan dari WNI kita di Ukraina menjadi fokus perhatian kami. Kami memonitor dan menunggu update hari ini apa sudah tiba waktunya untuk melakukan evakuasi."
Sementara itu, Christina mengaku prihatin terhadap invasi Rusia terhadap Ukraina. Ia berharap serangan itu tak banyak menimbulkan korban jiwa.
Hal serupa disampaikan anggota Komisi I DPR dari fraksi PKS, Sukamta. Dia meminta pemerintah Indonesia memprioritaskan keselamatan dan keamanan WNI di Ukraina.
Selain itu, pihaknya juga meminta pemerintah Indonesia aktif melakukan upaya diplomasi untuk meredam gejolak dan mendinginkan situasi di sana, sehingga eskalasi konflik bisa dicegah.
Meski lokasi Ukraina dan Rusia jauh dari Indonesia, ia khawatir dampak konfliknya untuk politik dan ekonomi bisa berpengaruh secara luas. Karenanya, kata dia, pemerintah perlu melakukan pemetaan dan antisipasi jika konflik itu berkepanjangan.
"Bisa saja ini menjadi konflik regional yang meluas, menjadi kutub yang bisa menarik negara-negara lain untuk terlibat," katanya.
Kementerian Luar Negeri sendiri menyatakan bahwa mereka sudah menyiapkan sejumlah skenario kontinjensi yang diperlukan bagi WNI jika situasi memanas.
Perang di Eropa ini membara setelah Presiden Vladimir Putin resmi mengumumkan operasi militer khusus di Donbas, wilayah di Ukraina yang dikuasai kelompok separatis pro-Moskow.
"Saya telah membuat keputusan untuk mengerahkan sebuah operasi militer (ke Ukraina timur)," kata Putin dalam pidato singkat yang dikutip AFP.
Tak lama setelah itu, ledakan terjadi di berbagai titik di Ukraina, salah satunya di ibu kota, yakni Kiev.
Ukraina menyatakan bahwa Rusia menyerang negaranya dari tiga sisi, yaitu dari perbatasan di timur, Belarus di utara, dan Crimea yang terletak di selatan negara tersebut.
Mereka pun menyatakan siap berperang melawan Rusia. Menurut mereka, serangan balik mereka sesuai dengan hukum internasional untuk mempertahankan diri.
(thr/has/bac)